Warga Melakukan Demonstrasi BerantasNarkoba |
KM. Salaja Kampo-Sejumlah
warga Tente Kecamatan Woha resah dengan leluasanya bandar narkoba di desa
tersebut. Aparat kepolisian yang diharapkan, justru diduga menjadi budak
narkoba. Tidak puas dengan reaksi polisi, sejumlah warga inipun menggelar aksi
demo di depan Polsek Woha, Rabu (3/12).
Mereka
mendesak kepolisian Resor Bima Kabupaten segera menangkap bandar narkoba yang tidak
lain adalah aparat kepolisian setempat. Desakan tersebut menyusul beberapa nama
baru dari oknum polisi yang menjadi agen penjualan obat-obatan terlarang yang
masuk ke desa mereka.
Menurut
pendemo, Tente merupakan lokasi peredaran narkoba yang cukup tinggi. Bahkan,
pendemo menyebutkan, di desa tersebut terdapat lebih dari sepuluh oknum polisi
sebagai bandar narkoba. Namun, sejauh ini belum ada tindakan serius dari aparat
kepolisian dalam menyikapi persoalan tersebut.
“Nama-nama
oknum polisi bandar narkoba sudah kami serahkan ke Polres Bima. Kami minta agar
kapolres menangkap nama-nama bandar ini,” tutur koordinator aksi, Azhar.
Menurut dia,
selama empat tahun terakhir belum ada pengungkapan kasus narkoba yang dilakukan
aparat kepolisian. Padahal, kata dia, di Desa Tente sejumlah bandar narkoba
sudah diidentifikasi oleh kepolisian.
“Eksistensi bandar
narkoba ini belum pernah disentuh oleh kepolisian selama empat tahun terakhir.
Untuk itu kami mendesak agar polisi segera beraksi untuk mengungkap kasus ini,”
tegasnya.
Selain
menjadi bandar narkoba, aparat juga kerap menyembunyikan bandar-bandar lain.
Dia menduga, antara bandar besar dan oknum aparat memiliki kedekatan emosional
yang erat. Sehingga saling menutupi adanya transaksi barang haram tersebut.
“Kedekatan
mereka menunjukkan bahwa aparat juga terlibat dalam peredaran narkoba di Bima. Terlebih
lagi, polisi tidak pernah menangkap bandar-bandar besar di Tente. Mungkin saja
yang ditangkap hanya kurirnya,” sorot Azhar.
Dalam aksi
tersebut, pendemo menawarkan solusi kepada pihak kepolisian dalam mengungkap
sindikat narkoba. Mereka berjanji akan membantu pihak kepolisian dalam menangkap
oknum polisi bandar narkoba.
“Nama-namanya
sudah kami serahkan, dan akan kami bantu penangkapannya. Kami memberikan batas
waktu sampai 3 hari, jika nama-nama itu belum juga ditangkap, kami akan
mengadukan hal ini ke Mabes Polri,” tandasnya.
Pantauan Salaja Kampo,
sejumlah warga yang tergabung dalam gerakan rakyat anti narkotika (Geranat) ini
melakukan longmars sejauh 1 kilometer. Mereka membentangkan sepanduk menuntut Kapolres
Bima dicopot. Selain itu, pendemo juga membawa keranda bertuliskan polisi
sebagai simbol tidak adanya penegakkan hukum.
Dalam aksi
tersebut sempat terjadi ketegangan antara pendemo dan kepolisian. Wakapolres
Bima Kabupaten, sempat bersitegang dengan pendemo dan terjadi aksi saling dorong.
Sebanyak dua peleton anggota Dalmas polres setempat juga ikut dikerahkan
bersama mobil water cannon.
Aksi baru
selesai setelah Wakapolres menerima laporan data nama-nama Bandar narkoba yang
diserahkan oleh pendemo. (SK.Edo)
0 komentar:
Posting Komentar