Rabu, 03 Desember 2014

Warga Melakukan Demonstrasi BerantasNarkoba
KM. Salaja Kampo-Sejumlah warga Tente Kecamatan Woha resah dengan leluasanya bandar narkoba di desa tersebut. Aparat kepolisian yang diharapkan, justru diduga menjadi budak narkoba. Tidak puas dengan reaksi polisi, sejumlah warga inipun menggelar aksi demo di depan Polsek Woha, Rabu (3/12).

Mereka mendesak kepolisian Resor Bima Kabupaten segera menangkap bandar narkoba yang tidak lain adalah aparat kepolisian setempat. Desakan tersebut menyusul beberapa nama baru dari oknum polisi yang menjadi agen penjualan obat-obatan terlarang yang masuk ke desa mereka. 

Menurut pendemo, Tente merupakan lokasi peredaran narkoba yang cukup tinggi. Bahkan, pendemo menyebutkan, di desa tersebut terdapat lebih dari sepuluh oknum polisi sebagai bandar narkoba. Namun, sejauh ini belum ada tindakan serius dari aparat kepolisian dalam menyikapi persoalan tersebut. 

“Nama-nama oknum polisi bandar narkoba sudah kami serahkan ke Polres Bima. Kami minta agar kapolres menangkap nama-nama bandar ini,” tutur koordinator aksi, Azhar.

Menurut dia, selama empat tahun terakhir belum ada pengungkapan kasus narkoba yang dilakukan aparat kepolisian. Padahal, kata dia, di Desa Tente sejumlah bandar narkoba sudah diidentifikasi oleh kepolisian.

“Eksistensi bandar narkoba ini belum pernah disentuh oleh kepolisian selama empat tahun terakhir. Untuk itu kami mendesak agar polisi segera beraksi untuk mengungkap kasus ini,” tegasnya.

Selain menjadi bandar narkoba, aparat juga kerap menyembunyikan bandar-bandar lain. Dia menduga, antara bandar besar dan oknum aparat memiliki kedekatan emosional yang erat. Sehingga saling menutupi adanya transaksi barang haram tersebut.

“Kedekatan mereka menunjukkan bahwa aparat juga terlibat dalam peredaran narkoba di Bima. Terlebih lagi, polisi tidak pernah menangkap bandar-bandar besar di Tente. Mungkin saja yang ditangkap hanya kurirnya,” sorot Azhar.

Dalam aksi tersebut, pendemo menawarkan solusi kepada pihak kepolisian dalam mengungkap sindikat narkoba. Mereka berjanji akan membantu pihak kepolisian dalam menangkap oknum polisi bandar narkoba.
“Nama-namanya sudah kami serahkan, dan akan kami bantu penangkapannya. Kami memberikan batas waktu sampai 3 hari, jika nama-nama itu belum juga ditangkap, kami akan mengadukan hal ini ke Mabes Polri,” tandasnya.

Pantauan Salaja Kampo, sejumlah warga yang tergabung dalam gerakan rakyat anti narkotika (Geranat) ini melakukan longmars sejauh 1 kilometer. Mereka membentangkan sepanduk menuntut Kapolres Bima dicopot. Selain itu, pendemo juga membawa keranda bertuliskan polisi sebagai simbol tidak adanya penegakkan hukum. 

Dalam aksi tersebut sempat terjadi ketegangan antara pendemo dan kepolisian. Wakapolres Bima Kabupaten, sempat bersitegang dengan pendemo dan terjadi aksi saling dorong. Sebanyak dua peleton anggota Dalmas polres setempat juga ikut dikerahkan bersama mobil water cannon. 

Aksi baru selesai setelah Wakapolres menerima laporan data nama-nama Bandar narkoba yang diserahkan oleh pendemo. (SK.Edo)

0 komentar:

Posting Komentar