Senin, 01 Desember 2014

Kegiatan Belajar Mengajar dalam Ruangan Musholla
KM. Salaja Kampo-Para siswa Pondok Pesantren (Ponpes) Al Maliki Kecamatan Woha terpaksa belajar di mushollah. Belajar di tempat ibadah ini merupakan solusi yang harus diambil oleh pengasuh pondok lantaran minimnya ruang kelas belajar. Ironisnya, aktivitas KBM di mushollah tersebut sudah empat tahun berjalan.
 
Parahnya lagi, siswa yang belajar di mushollah merupakan siswa kelas 3 yang dalam waktu dekat akan mengikuti ujian akhir. Mestinya, para siswa harus mengikuti KBM di ruangan yang layak demi menjaga konsentrasi belajar siswa dalam mempersiapkan diri menghadapi UN.

Tidak sampai di situ, sejumlah siswa kelas 2 pun sama. Mereka mengikuti KBM di masjid sekolah. Pasalnya, di sekolah tersebut hanya memiliki 8 ruangan untuk siswa SMP dan SMA. Untuk mengatasi kekurangan ruang kelas, pihak sekolah terpaksa menyulap mushollah dan masjid menjadi tempat belajar. Dan itupun bangku kelas yang digunakan seadanya. 

Kendati masih kekurangan ruang belajar, namun antusias para guru yang mengajar cukup membanggakan dan patut diancungkan jempol. Proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa, bahkan di ruangan itu banyak melahirkan segudang prestasi di tingkat nasional.

“Sudah empat tahun kita laksanakan KBM di mushollah dan mesjid, karena masih kekurangan RKB. Selain itu, animo siswa yang ingin bersekolah di sini cukup tinggi,” ungkap pengasuh pondok, H. Fitrah Abdul Malik, Senin (1/12).

Dia mengaku kerap menolak para siswa yang mendaftar di sekolah tersebut dengan alasan keterbatasan ruangan. Meski begitu, tidak sedikit wali murid yang mendesak agar anak mereka bisa bersekolah di ponpes tersebut. 

“Kita juga tidak bisa menolak mereka yang menginginkan sekolah di sini karena itu sudah menjadi amanat Negara dalam mencerdaskan anak bangsa,” ujarnya.
Diakui, sekolah tersebut selalu menjadi perhatian pemerintah. Hanya saja, kata dia, bantuan untuk program rehabilitasi ruangan masih kurang. 

Menurut dia, pembelajaran di sekolah itu selalu mengutamakan pendidikan siswa yang beriman dan bertaqwa dan berpengetahuan serta terampil. 

“Itu sudah menjadi Visi kita, kemudian dikembangkan melalui misi dengan mengoptimalkan KBM guna membentuk kepribadian siswa yang berahlak dan berbudaya serta melatih siswa untuk terampil,” bebernya.

Seorang guru setempat, Rimawan Iriyanto mengatakan, kondisi ruangan belajar siswa sangat memprihatinkan. Meski begitu, dia mengaku para siswa tetap konsen dalam mengikuti KBM.

“Kendati belajar di ruangan yang sempit dan gerah, namun semangat para siswa cukup membanggakan. Ini yang perlu kami apresiasi, apalagi siswa di sini sudah banyak yang mengaharumkan nama Kabupaten Bima di Provinsi maupun di tingkat Nasional,” pungkasnya. (SK.Opk)

0 komentar:

Posting Komentar