Kegiatan Belajar Mengajar dalam Ruangan Musholla |
KM. Salaja Kampo-Para
siswa Pondok Pesantren (Ponpes) Al Maliki Kecamatan Woha terpaksa belajar di
mushollah. Belajar di tempat ibadah ini merupakan solusi yang harus diambil
oleh pengasuh pondok lantaran minimnya ruang kelas belajar. Ironisnya,
aktivitas KBM di mushollah tersebut sudah empat tahun berjalan.
Parahnya lagi,
siswa yang belajar di mushollah merupakan siswa kelas 3 yang dalam waktu dekat
akan mengikuti ujian akhir. Mestinya, para siswa harus mengikuti KBM di ruangan
yang layak demi menjaga konsentrasi belajar siswa dalam mempersiapkan diri
menghadapi UN.
Tidak sampai
di situ, sejumlah siswa kelas 2 pun sama. Mereka mengikuti KBM di masjid
sekolah. Pasalnya, di sekolah tersebut hanya memiliki 8 ruangan untuk siswa SMP
dan SMA. Untuk mengatasi kekurangan ruang kelas, pihak sekolah terpaksa
menyulap mushollah dan masjid menjadi tempat belajar. Dan itupun bangku kelas
yang digunakan seadanya.
Kendati
masih kekurangan ruang belajar, namun antusias para guru yang mengajar cukup
membanggakan dan patut diancungkan jempol. Proses belajar mengajar tetap
berjalan seperti biasa, bahkan di ruangan itu banyak melahirkan segudang
prestasi di tingkat nasional.
“Sudah empat
tahun kita laksanakan KBM di mushollah dan mesjid, karena masih kekurangan RKB.
Selain itu, animo siswa yang ingin bersekolah di sini cukup tinggi,” ungkap
pengasuh pondok, H. Fitrah Abdul Malik, Senin (1/12).
Dia mengaku
kerap menolak para siswa yang mendaftar di sekolah tersebut dengan alasan keterbatasan
ruangan. Meski begitu, tidak sedikit wali murid yang mendesak agar anak mereka
bisa bersekolah di ponpes tersebut.
“Kita juga
tidak bisa menolak mereka yang menginginkan sekolah di sini karena itu sudah
menjadi amanat Negara dalam mencerdaskan anak bangsa,” ujarnya.
Diakui, sekolah
tersebut selalu menjadi perhatian pemerintah. Hanya saja, kata dia, bantuan
untuk program rehabilitasi ruangan masih kurang.
Menurut dia,
pembelajaran di sekolah itu selalu mengutamakan pendidikan siswa yang beriman
dan bertaqwa dan berpengetahuan serta terampil.
“Itu sudah
menjadi Visi kita, kemudian dikembangkan melalui misi dengan mengoptimalkan KBM
guna membentuk kepribadian siswa yang berahlak dan berbudaya serta melatih
siswa untuk terampil,” bebernya.
Seorang guru
setempat, Rimawan Iriyanto mengatakan, kondisi ruangan belajar siswa sangat
memprihatinkan. Meski begitu, dia mengaku para siswa tetap konsen dalam
mengikuti KBM.
“Kendati belajar
di ruangan yang sempit dan gerah, namun semangat para siswa cukup membanggakan.
Ini yang perlu kami apresiasi, apalagi siswa di sini sudah banyak yang
mengaharumkan nama Kabupaten Bima di Provinsi maupun di tingkat Nasional,” pungkasnya. (SK.Opk)
0 komentar:
Posting Komentar