Minggu, 22 Desember 2013

Kades Nisa, Syafrudin Samsu
Konflik antara Desa Cenggu dan Desa Nisa hampir saja terulang lagi. Pasalnya, dua orang warga Desa Nisa, Adi (18) dan Arif (14) dengan mengendarai motor, sepulang dari Desa Runggu mereka melewati Desa Cenggu dan menabrak seorang warga Cenggu. Insiden yang terjadi pada hari Sabtu (21/12) sore ini, sontak membuat marah warga Cenggu dan hampir saja kembali memicu konflik kedua desa yang pernah bertikai beberapa bulan yang lalu ini. 

Kepala Desa Nisa, Syafrudin Samsu yang ditemui di kediamannya (22/12), menegaskan, insiden yang terjadi adalah murni kecelakaan lalu lintas dan tidak ada hubungannya dengan konflik beberapa waktu bulan yang lalu tersebut. 

Ditanya tentang bagaimana kronologis kejadiannya, Kades Nisa menuturkan berdasarkan pernyataan kedua warganya yang terlibat insiden tersebut. Berawal ketika Adi dengan membonceng Arif pergi ke Desa Runggu untuk suatu keperluan. Sepulangnya mereka sekitar pukul 17.30 WITA melewati Desa Cenggu, di tengah perjalanan ada orang yang memanggil meraka dengan nada suara keras. Mendengar panggilan keras tersebut, seketika membuat mereka panik dan menabrak pengendara sepeda yang sedang berbalik arah di depannya. 

“Mendengar suara panggilan yang keras membuat meraka panik karena mengira akan dicegat oleh sekelompok warga cenggu yang masih dendam dengan konflik beberapa bulan yang lalu, padahal mungkin tidak seperti itu,” papar Syafrudin datar. Kades Nisa tersebut menambahkan, melihat insiden tabrakan tersebut beberapa warga di sekitar lokasi kejadian langsung mengeroyok Adi sampai babak belur dan menyerahkan Arif dan sepeda motor ke pihak Polsek Belo untuk diamankan. Sementara Adi dengan tubuh yang babak belur dihajar masa langsung dilarikan di Puskesmas Woha untuk mendapatkan perawatan. 

Kejadian ini seketika membuat panas suasana di kedua desa. Warga Desa Nisa yang berjumlah ratusan orang langsung memblokir akses jalan menuju Cenggu dan menyandera satu unit sepeda motor milik warga Cenggu. Sementara itu beberapa warga Cenggu tetap ngotot tidak mau melepaskan Arif yang tengah diamankan di Polsek Belo. 

Akibat saling ngotot tersebut, pihak kepolisian melakukan upaya negosiasi antara kedua belah pihak untuk segera saling menyerahkan sandera. Akan tetapi, kedua belah pihak bersikeras untuk tidak menyerahkan sandera. Warga Nisa akan menyerahkan sepeda motor yang mereka sandera bilamana Warga Cenggu menyerahkan Arif, sementara pihak Desa Cenggu menuntut hal sebaliknya. 

Setelah dua kali negosiasi yang dilakukan oleh Kasat Intel dan Lakalantas gagal, akhirnya pihak Dalmas Polres Bima turun tangan menangani proses negosiasi tersebut dan akhirnya berhasil. Warga Nisa bersedia lebih dulu untuk menyerahkan sepeda motor yang mereka sandera sehingga pihak Desa Cenggu rela melepaskan Arif. Dengan berhasilnya pertukaran sandera yang difasilitasi pihak Dalmas tersebut, akhirnya warga yang terkonsentrasi memblokir akses jalan selama kurang lebih satu jam dengan sendirinya membubarkan diri. 

Terkait dengan pihak keluarga Adi, Syafrudin mengatakan mereka berencana untuk mengajukan tuntutan hukum dan merasa Adi adalah korban dari kejadian ini. Untuk sementara waktu Adi yang kondisinya mulai membaik dan Arif diserahkan ke pihak Polres untuk di proses lebih lanjut. 

 “Antara Desa Cenggu dan Desa Nisa sudah tidak ada lagi konflik yang tersisa. Warga Desa Cenggu dan Desa Nisa silahkan bersama-sama dengan leluasa mencari nafkah di terminal dan pasar tente, tidak ada lagi saling cegat,” tegas Syafrudin mengakhiri wawancara. (SK.opk)

0 komentar:

Posting Komentar