Kades Nisa, Syafrudin Samsu |
Konflik antara Desa Cenggu dan Desa Nisa hampir saja terulang lagi.
Pasalnya, dua orang warga Desa Nisa, Adi (18) dan Arif (14) dengan
mengendarai motor, sepulang dari Desa Runggu mereka melewati Desa Cenggu
dan menabrak seorang warga Cenggu. Insiden yang terjadi pada hari Sabtu
(21/12) sore ini, sontak membuat marah warga Cenggu dan hampir saja
kembali memicu konflik kedua desa yang pernah bertikai beberapa bulan
yang lalu ini.
Kepala Desa Nisa, Syafrudin Samsu yang ditemui di kediamannya (22/12),
menegaskan, insiden yang terjadi adalah murni kecelakaan lalu lintas dan
tidak ada hubungannya dengan konflik beberapa waktu bulan yang lalu
tersebut.
Ditanya tentang bagaimana kronologis kejadiannya, Kades Nisa menuturkan
berdasarkan pernyataan kedua warganya yang terlibat insiden tersebut.
Berawal ketika Adi dengan membonceng Arif pergi ke Desa Runggu untuk
suatu keperluan. Sepulangnya mereka sekitar pukul 17.30 WITA melewati
Desa Cenggu, di tengah perjalanan ada orang yang memanggil meraka dengan
nada suara keras. Mendengar panggilan keras tersebut, seketika membuat
mereka panik dan menabrak pengendara sepeda yang sedang berbalik arah di
depannya.
“Mendengar suara panggilan yang keras membuat meraka panik karena
mengira akan dicegat oleh sekelompok warga cenggu yang masih dendam
dengan konflik beberapa bulan yang lalu, padahal mungkin tidak seperti
itu,” papar Syafrudin datar. Kades Nisa tersebut menambahkan, melihat
insiden tabrakan tersebut beberapa warga di sekitar lokasi kejadian
langsung mengeroyok Adi sampai babak belur dan menyerahkan Arif dan
sepeda motor ke pihak Polsek Belo untuk diamankan. Sementara Adi dengan
tubuh yang babak belur dihajar masa langsung dilarikan di Puskesmas Woha
untuk mendapatkan perawatan.
Kejadian ini seketika membuat panas suasana di kedua desa. Warga Desa
Nisa yang berjumlah ratusan orang langsung memblokir akses jalan menuju
Cenggu dan menyandera satu unit sepeda motor milik warga Cenggu.
Sementara itu beberapa warga Cenggu tetap ngotot tidak mau melepaskan
Arif yang tengah diamankan di Polsek Belo.
Akibat saling ngotot tersebut, pihak kepolisian melakukan upaya
negosiasi antara kedua belah pihak untuk segera saling menyerahkan
sandera. Akan tetapi, kedua belah pihak bersikeras untuk tidak
menyerahkan sandera. Warga Nisa akan menyerahkan sepeda motor yang
mereka sandera bilamana Warga Cenggu menyerahkan Arif, sementara pihak
Desa Cenggu menuntut hal sebaliknya.
Setelah dua kali negosiasi yang dilakukan oleh Kasat Intel dan
Lakalantas gagal, akhirnya pihak Dalmas Polres Bima turun tangan
menangani proses negosiasi tersebut dan akhirnya berhasil. Warga Nisa
bersedia lebih dulu untuk menyerahkan sepeda motor yang mereka sandera
sehingga pihak Desa Cenggu rela melepaskan Arif. Dengan berhasilnya
pertukaran sandera yang difasilitasi pihak Dalmas tersebut, akhirnya
warga yang terkonsentrasi memblokir akses jalan selama kurang lebih satu
jam dengan sendirinya membubarkan diri.
Terkait dengan pihak keluarga Adi, Syafrudin mengatakan mereka berencana
untuk mengajukan tuntutan hukum dan merasa Adi adalah korban dari
kejadian ini. Untuk sementara waktu Adi yang kondisinya mulai membaik
dan Arif diserahkan ke pihak Polres untuk di proses lebih lanjut.
“Antara Desa Cenggu dan Desa Nisa sudah tidak ada lagi konflik yang
tersisa. Warga Desa Cenggu dan Desa Nisa silahkan bersama-sama dengan
leluasa mencari nafkah di terminal dan pasar tente, tidak ada lagi
saling cegat,” tegas Syafrudin mengakhiri wawancara. (SK.opk)
0 komentar:
Posting Komentar