Ilustrasi |
KM. Salaja Kampo-Sejumlah
mahasiswa yang telah merampungkan tugas akademik di STKIP Taman Siswa Bima
dalam waktu dekat akan diwisuda. Beberapa calon wisudawan setempat tidak lantas
menerima wisuda dengan hati yang riang layaknya wisudawan di kampus lain. Justru,
beberapa calon wisuda ini khawatir akan menjadi pengangguran pasca sarjana
nanti.
Seperti yang
diungkapkan seorang calon wisudawan angkatan ke 7 STKIP Taman Siswa Bima,
Subagio. Pria kelahiran Desa Cenggu Kecamatan Belo ini merasa was-was dan takut
ketika diwisuda, dirinya tidak mendapatka pekerjaan.
Itu
disebabkan karena beberapa pertimbangan. Antara lain, dikarenakan lapangan
kerja saat ini yang semakin sempit. Disamping itu, akreditasi kampus yang belum
mendukung dan ijazah yang dinilai belum diterima di instansi pemerintahan di luar
daerah Bima.
“Kami
khawatir dengan ijazah ini. Karena beberapa alumni banyak yang mengeluhkan
legalitasnya. Terutama saat melamar di luar daerah Bima, banyak ijazah alumni yang
ditolak di beberapa instansi,” ungkap aktivis HMI ini.
Dia menilai,
wisuda yang akan berlangsung tanggal 27 September mendatang akan menambah
jumlah pengangguran di Indonesia. Menurutnya, pihak kampus sendiri belum mampu
mempertanggungjawabkan ijazah yang dikeluarkan.
“Ini menjadi
masalah, karena selama ini belum ada upaya kampus dalam mempertanggungjawabkan
ijazah tersebut. Akibatnya, ijazah yang dikeluarkan pun, banyak yang menolaknya
terutama di wilayah Timur Indonesia,” terangnya.
Lebih lanjut
dia menyoroti eksistensi lembaga kampus dalam mengayomi alumninya. Kata dia, selama
menwisuda mahasiswa dalam kurun waktu 7 tahun ini, belum ada instansi luar Bima
yang menerima ijazah di kampus tersebut.
“Entah apa
masalahnya, tapi yang pasti beberapa alumni mengakui kalau ijazah ini belum
bisa diterima oleh instansi di daerah lain. Hal ini semakin membuat kami ragu
akan ijazah yang kami persoleh selama 4 tahun,” imbuhnya.
Sementara
itu, pihak lembaga kampus setempat yang coba ditemui sedang tidak ada di
tempat. Beberapa staf mengaku, pimpinan kampus sedang berada di luar daerah. “Pak
Ibnu masih di Jakarta mas,” ujar seorang staf. (SK.Edo)
0 komentar:
Posting Komentar