Minggu, 21 September 2014

Ilustrasi
KM. Salaja Kampo--Penggrebekan terhadap rumah tiga orang terduga teroris di Dusun Wila Desa Sai Kecamatan Soromandi mengegerkan warga setempat. Warga tidak percaya bahwa ketiga warga setempat terlibat jaringan teroris Poso. Seperti apa keseharian mereka di mata warga? Berikut ulasannya oleh Edho Salaja Kampo.

Usai penangkapan terhadap Suhail, Gunardi dan Juwaid pada Sabtu (20/9) lalu, sejumlah warga terus membicarakan keseharian para terduga pelaku.

Beberapa tetangga tidak menyangka sosok Juwaid yang merupakan warga asli Sai merupakan gembong teroris. Karena keseharian Juwaid dan istrinya merupakan penjual kerupuk keliling di sekitar Soromandi.

Selain itu di mata warga, Juwaid dinilai sebagai orang yang baik, meski  jarang berbaur dengan warga. Tapi, dia sering berpartisipasi membantu masyarakat setempat. Salah satunya saat acara mbolo weki (hajatan) di kompleks dusun setempat.

"Sama sekali kami tidak pernah menduga bahwa Juwaid dan teman-temannya adalah gembong teroris yang telah lama diincar anggota densus. Karena keseharian mereka dapat dikatakan keluarga tertutup," jelas Kades Sai Kecamatan Soromandi, Arifin.

Kades yang ditemui di TKP kemarin, mengaku tidak pernah menduga Juwaid akan ditangkap dan dituduh sebagai komplotan teroris. "Istrinya juga kami kenal baik, dia selalu menyiapkan perlengkapan suaminya sebelum berjualan kerupuk," ujarnya.

Hal senada juga dikatakan tetangga Juwaid dan Suhail. Menurut Syarifudin, Juwaid maupun Suhail memiliki kedekakatan kekeluargaan. Karena mereka sama-sama mempersunting anak dari Junari yang kini ikut diamankan. Sehari-hari, mereka memang dikenal tertutup. Rahmah istri Juwaid pun kurang bersosialisasi dengan tetangganya yang lain. Rahmah hanya akrab dengan beberapa tetangga dekat terkhusus ibu-ibu wanita saja.

"Pekerjaan Juwaid dan Suhail adalah penjual kerupuk dan penjual ayam potong. Jadi warga disini tak menyangka jika mereka adalah kelompok teroris, sebab meski jarang bergaul, namun mereka orangnya baik," tutur Syarifudin.

Dimata warga, tidak ada tanda-tanda bahwa mereka adalah gembong  teroris,  karena mereka dinilai sebagai orang pendiam.

Pantauan Salaja Kampo di lokasi, pasca penangkapan kediaman para terduga teroris ini degrebeg oleh anggota detasemen khusus (densus) 88 anti teror. Proses penggrebekan berlangsung selama dua jam dari jam 9 hingga 11 malam.

Sementara kondisi kedua rumah yang digrebeg sudah sepi, dan telah dipasang garis polisi. (SK.Edo)

0 komentar:

Posting Komentar