Minggu, 28 September 2014


Nuralamsyah, S.Pd
KM. Salaja Kampo--Namanya Nuralamsyah. Wajah pria asli Dusun Raba Desa Kareke Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu ini diliputi rona kebahagiaan. Nuralamsyah yang merupakan anggota Kampung Media "Tembe Nggoli" ini, berhasil menjadi lulusan terbaik di STKIP Taman Siswa Bima. Berikut cerita selengkapnya bersama Salaja Kampo.
 
Nuralamsyah yang saat ini berdomisili di Kota Bima ini lulus dengan nilai Indeks Prestasi 3,88 saat diwisuda, Sabtu (27/9) lalu. Nuralamsyah yang biasa disapa Alam adalah mahasiswa Jurusan Penjaskes. Dia memecahkan rekor pertama jurusan penjaskes yang berhasil meraih lulusan terbaik selama kampus tersebut didirikan.
 
Pria kelahiran 17 Maret 1986 ini memang berasal dari keluarga tak mampu. Ayahnya, Sabda, merupakan buruh tani, namun beberapa tahun terakhir sang ayah menderita lumpuh. Sehingga tidak mampu membiayai kuliah anaknya. Sementara ibunya, Taifah, hanya sebagai ibu rumah tangga dan kadang menjadi buruh tani di ladang orang, demi memenuhi kebutuhan keluarga.
 
“Bapak saya sudah lumpuh dan tidak bisa bekerja lagi. Hanya Ibu yang bekerja di ladang orang sebagai buruh tani untuk mencukupi kehidupan keluarga,” ujar Alam.
 
Namun latar belakang ekonomi keluarga tidak mengurungkan niat Alam untuk menempuh pendidikan tinggi. Bapaknya yang lumpuh dan Ibunya menjadi buruh tani memicu semangat Alam agar menjadi anak yang bisa dibanggakan bagi keluarga. 

Alam mengakui meski dalam kondisi ekonomi yang kekurangan tak membuatnya menjadi anak yang menuntut macam-macam kepada orang tuanya. Ia justru berusaha mencari penghasilan sendiri demi meringankan beban orang tuanya. 
 
Kesungguhan Alam pun berbuah manis. Dengan semangatnya, dia diterima sebagai operator di SMA PGRI Kota Bima. Dengan keahliannya memainkan komputer pria lajang ini menekuni situs berita online ternama di Provinsi NTB yakni Portal Jurnalisme Warga "Kampung Media".
 
Menjadi anggota Kampung Media (KM) semakin memompa semangatnya dalam berkarya. Itu dibuktikan dari hasil yang ia capai di perguruan tinggi. 
 
“Dengan profesi sebagai operator, akhirnya saya bisa masuk kuliah dan menabung uang untuk biaya kuliah. Sejak dibentuknya media online warga NTB, saya pun mulai berkecimpung di dalamnya. Justru saya banyak belajar di KM, terutama dalam mengasah tulisan skripsi saya. Alhamdulillah berkat pengalaman menulis di KM, sehingga skripsi saya menjadi salah satu skripsi terbaik," paparnya.
 
Pria tiga bersaudara ini mengaku pernah mendapat beasiswa dari kampus setempat. Beasiswa tersebut dimanfaatkan Alam untuk menyelesaikan program akademiknya di STKIP Taman Siswa. “Pernah dapat beasiswa, juga bernah dikasih honor juga di KM. Alhamdulillah itu cukup membantu meringankan biaya kuliah,” katanya.
 
Kondisi ekonomi keluarga yang kekurangan justru membuat Alam bersyukur. Tempaan kondisi ekonomi, membuatnya bisa mengecap prestasi. Alam sejak SD hingga kuliah selalu berprestasi.

“Saya bersyukur dengan bimbingan bapak dan ibu. Bapak dan ibu itu tidak pernah memberikan kado ketika saya juara. Tetapi do’a mereka sudah lebih dari sebuah hadiah,” akunya.
 
Untuk itu, Alam mencoba menerapkan pola hidup sederhana seperti yang dilakukan orangtuanya. Terlihat saat dirinya menimba ilmu di STKIP Taman Siswa. Hanya dengan bekal gaji operator dan beasiswa mampu menyelesaikan kuliahnya. (SK.Edo)

0 komentar:

Posting Komentar