Nuralamsyah, S.Pd |
KM. Salaja Kampo--Namanya
Nuralamsyah.
Wajah pria asli Dusun Raba Desa Kareke Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu
ini
diliputi rona kebahagiaan. Nuralamsyah yang merupakan anggota Kampung
Media "Tembe Nggoli" ini, berhasil menjadi lulusan terbaik di STKIP
Taman Siswa Bima. Berikut cerita
selengkapnya bersama Salaja Kampo.
Nuralamsyah
yang saat ini berdomisili di Kota Bima ini lulus dengan nilai Indeks Prestasi
3,88 saat diwisuda, Sabtu (27/9) lalu. Nuralamsyah yang biasa disapa Alam
adalah mahasiswa Jurusan Penjaskes. Dia memecahkan rekor pertama jurusan
penjaskes yang berhasil meraih lulusan terbaik selama kampus tersebut
didirikan.
Pria kelahiran 17 Maret 1986 ini memang berasal dari keluarga tak mampu. Ayahnya, Sabda,
merupakan buruh tani, namun beberapa tahun terakhir sang ayah menderita lumpuh.
Sehingga tidak mampu membiayai kuliah anaknya. Sementara ibunya, Taifah, hanya
sebagai ibu rumah tangga dan kadang menjadi buruh tani di ladang orang, demi
memenuhi kebutuhan keluarga.
“Bapak saya
sudah lumpuh dan tidak bisa bekerja lagi. Hanya Ibu yang bekerja di ladang
orang sebagai buruh tani untuk mencukupi kehidupan keluarga,” ujar Alam.
Namun latar
belakang ekonomi keluarga tidak mengurungkan niat Alam untuk menempuh
pendidikan tinggi. Bapaknya yang lumpuh dan Ibunya menjadi buruh tani memicu
semangat Alam agar menjadi anak yang bisa dibanggakan bagi keluarga.
Alam mengakui meski dalam kondisi ekonomi yang kekurangan tak membuatnya menjadi
anak yang menuntut macam-macam kepada orang tuanya. Ia justru berusaha mencari
penghasilan sendiri demi meringankan beban orang tuanya.
Kesungguhan
Alam
pun berbuah manis. Dengan semangatnya, dia diterima sebagai operator di
SMA PGRI Kota Bima. Dengan keahliannya memainkan komputer pria lajang
ini menekuni situs berita online ternama di Provinsi NTB yakni Portal
Jurnalisme Warga "Kampung Media".
Menjadi anggota Kampung Media (KM) semakin memompa semangatnya dalam berkarya. Itu dibuktikan dari hasil yang ia capai di perguruan tinggi.
“Dengan
profesi
sebagai operator, akhirnya saya bisa masuk kuliah dan menabung uang
untuk biaya kuliah. Sejak dibentuknya media online warga NTB, saya pun
mulai berkecimpung di dalamnya. Justru saya banyak belajar di KM,
terutama dalam mengasah tulisan skripsi saya. Alhamdulillah berkat
pengalaman menulis di KM, sehingga skripsi saya menjadi salah satu
skripsi terbaik," paparnya.
Pria tiga
bersaudara ini mengaku pernah mendapat beasiswa dari kampus setempat. Beasiswa
tersebut dimanfaatkan Alam untuk menyelesaikan program akademiknya di STKIP
Taman Siswa. “Pernah dapat beasiswa, juga bernah dikasih honor juga di KM. Alhamdulillah itu cukup membantu
meringankan biaya kuliah,” katanya.
Kondisi
ekonomi keluarga yang kekurangan justru membuat Alam bersyukur. Tempaan kondisi
ekonomi, membuatnya bisa mengecap prestasi. Alam sejak SD hingga kuliah selalu
berprestasi.
“Saya bersyukur dengan bimbingan bapak dan ibu. Bapak dan ibu itu tidak pernah memberikan kado ketika saya juara. Tetapi do’a mereka sudah lebih dari sebuah hadiah,” akunya.
Untuk itu, Alam
mencoba menerapkan pola hidup sederhana seperti yang dilakukan orangtuanya.
Terlihat saat dirinya menimba ilmu di STKIP Taman Siswa. Hanya dengan bekal gaji
operator dan beasiswa mampu menyelesaikan kuliahnya. (SK.Edo)
0 komentar:
Posting Komentar