Jumat, 20 Juni 2014

Ilustrasi
KM.Salaja Kampo-Maraknya peredaran minuman keras (Miras) di masyarakat akhir-akhir ini membuat beberapa warga mulai resah. Belum lagi, banyaknya jumlah petasan yang terus bermunculan memasuki bulan puasa tahun ini. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan mengganggu hikmadnya bulan puasa.
 
“Beberapa hari lagi kan sudah mau puasa, polisi kok masih dingin. Paling tidak pedagang-pedagang itu dirazia dong,” kata tokoh pemuda Desa Naru Kecamatan Woha, Salahuddin, Jumat (20/6).
 
Menurutnya, pihak kepolisian belum juga beraksi melaksanakan razia miras dan petasan di pasar-pasar. Akibatnya, para pedagang petasan semakin menjamur di beberapa tempat, bahkan mulai dijual terbuka di pinggir jalan. 
 
“Gimana tidak begitu, lah polisinya kayak patung. Parahnya lagi, persoalan ini terkesan dibiarkan oleh penegak hukum dan pemerintah,” jelasnya.
 
Dia juga menyoroti kinerja kepolisian dan pemerintah yang lebih mengutamakan kepentingan internal ketimbang persoalan masyarakat. Hal itu, kata dia, dikhawatirkan akan membuat kondisi daerah inkondusif. “Jika hal ini terus dibiarkan, saya khawatir akan memunculkan persoalan batu di masyarakat,” tandasnya.
 
Aktivis lingkungan ini juga mendesak polisi segera menertibkan sejumlah penyakit masyarakat. Seperti togel dan narkoba selama bulan puasa berlangsung. Menurut dia, persoalan itu mestinya lebih dini ditertibkan. “Idealnya, mendekati bulan puasa kayak gini harusnya polisi sudah menertibkan persoalan ini. Agar kita bias mengikuti puasa dengan,” ujarnya.
 
Salahudin menambahkan, maraknya kasus judi togel dan miras di kalangan masyarakat akan mengganggu jalannya ibadah selama puasa. “Kita menginginkan agar persoalan seperti ini bisa ditindak cepat oleh kepolisian. Dengan begitu, dalam menjalankan ibadah selama puasa bisa lebih tentram,” pungkasnya. (SK.Edo)
 

0 komentar:

Posting Komentar