Ilustrasi |
KM.Salaja Kampo-Maraknya peredaran minuman keras (Miras) di masyarakat
akhir-akhir ini membuat beberapa warga mulai resah. Belum lagi, banyaknya
jumlah petasan yang terus bermunculan memasuki bulan puasa tahun ini. Kondisi tersebut
dikhawatirkan akan mengganggu hikmadnya bulan puasa.
“Beberapa hari lagi kan sudah mau puasa, polisi kok masih
dingin. Paling tidak pedagang-pedagang itu dirazia dong,” kata tokoh pemuda
Desa Naru Kecamatan Woha, Salahuddin, Jumat (20/6).
Menurutnya, pihak kepolisian belum juga beraksi melaksanakan
razia miras dan petasan di pasar-pasar. Akibatnya, para pedagang petasan
semakin menjamur di beberapa tempat, bahkan mulai dijual terbuka di pinggir
jalan.
“Gimana tidak begitu, lah polisinya kayak patung. Parahnya
lagi, persoalan ini terkesan dibiarkan oleh penegak hukum dan pemerintah,”
jelasnya.
Dia juga menyoroti kinerja kepolisian dan pemerintah yang
lebih mengutamakan kepentingan internal ketimbang persoalan masyarakat. Hal
itu, kata dia, dikhawatirkan akan membuat kondisi daerah inkondusif. “Jika hal
ini terus dibiarkan, saya khawatir akan memunculkan persoalan batu di
masyarakat,” tandasnya.
Aktivis lingkungan ini juga mendesak polisi segera
menertibkan sejumlah penyakit masyarakat. Seperti togel dan narkoba selama
bulan puasa berlangsung. Menurut dia, persoalan itu mestinya lebih dini
ditertibkan. “Idealnya, mendekati bulan puasa kayak gini harusnya polisi sudah
menertibkan persoalan ini. Agar kita bias mengikuti puasa dengan,” ujarnya.
Salahudin menambahkan, maraknya kasus judi togel dan miras
di kalangan masyarakat akan mengganggu jalannya ibadah selama puasa. “Kita
menginginkan agar persoalan seperti ini bisa ditindak cepat oleh kepolisian.
Dengan begitu, dalam menjalankan ibadah selama puasa bisa lebih tentram,”
pungkasnya. (SK.Edo)
0 komentar:
Posting Komentar