Ilustrasi |
KM. Salaja Kampo-Puluhan
hektar tanaman bawang merah di Kecamatan Woha terpaksa ditinggal pemiliknya.
Pasalnya, sejumlah petani sudah tidak sanggup mengembalikan kondisi bawang karena
serangan hama wereng. Hama tersebut semakin menjadi setiap kali penyemprotan
dilakukan.
Keluhan
tersebut terjadi sejak sebulan terakhir. Selain karena hama, harga obat-obatan
di pasar yang terus meningkat juga menjadi pemicunya. “Biaya untuk semprot setiap
harinya sebesar Rp. 500 ribu hingga Rp. 1 juta. Kalau terus begini, ya mending kami
lepas saja,” kata petani bawang merah Sahruddin, Rabu (24/6).
Kata dia, idealnya
petani harus menyemprot bawang merah sebanyak dua kali sehari untuk mencegah
hama. Meski upaya itu dilakukan, tetap saja hama dan ulat terus menyerang. “Apalagi
yang semprot dua hari sekali, yang dua kali
sehari saja tidak bisa mempan usir hama,” jelasnya.
Menurutnya,
kondisi tersebut disebabkan karena persoalan cuaca yang tidak menentu. Terlebih
lagi, turunnya hujan yang tiba-tiba memaksa petani harus tetap siaga di sawah. Akibat
dari serangan hama ini, Sahrudin mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta
rupiah.
“Hampir
seluruh petani bawang di wilayah ini mengalami kerugian rata-rata 30 hingga 70
juta rupiah,” akunya.
Petani asal
Desa Naru ini menyebutkan, hama yang menyerang tanaman mereka merupakan hama
bala. “Tahun ini petani bawang dilanda bala. Karena hama ini tidak bisa
diantisipasi dengan obat apapun. Karena semakin disemprit akan semakin menjadi,”
katanya.
Hal senada
juga dirasakan petani bawang lainnya, H. Syari. Kepada Salaja Kampo, dia mengaku kerusakan
tanaman bawang tersebut adalah kali pertamanya terjadi di wilayah itu. Dia memastikan
seluruh petani bawang mengalami kerugian besar tahun.
Musibah
tersebut diharapkan agar pemerintah bisa lebih fokus menata sektor pertanian. Juga
mencari jalan keluar untuk mengantisipasi serangan hama wereng.(SK.Opk)
0 komentar:
Posting Komentar