Ilustrasi |
KM.Salaja Kampo-Pasca meletusnya gunung
berapi Sangeang, aktivitas bandara Bima ditutup sementara. Penutupan
bandara ini disebabkan karena hujan debu sehingga membuat jarak pandang
terbatas. Sedikitnya dua jadwal penerbangan ditunda akibat penutupan
ini.
Bandara Bima mulai ditutup Sabtu (31/5) siang sekitar pukul 12.00 wita. Penutupan tersebut sesuai rekomendasi BMKG, pilot dan ATV yang menyarankan bandara ditutup sementara. Mengingat jarak pandang pilot berkurang hingga 10 kilometer.
Belum diketahui kapan bandara tersebut akan dibuka kembali. Namun, rekomendasi yang dikeluarkan BMKG akan berlangsung hingga Sabtu petang. "Rekomendasinya sampai jam 6 sore karena tidak ada penerbangan malam malam hari," ungkap pelaksana harian bandara Bima, NN Budiartha SE, Sabtu (31/5).
Dijelaskan, pihaknya akan menunggu rekomendasi lanjutan dari BMKG, kapan bandara tersebut dibuka kembali. Menurutnya, aktivitas bandara tergantung penurunan kondisi abu vulkanik gunung sangeang. "Kalau besok (Minggu, red) debunya masih seperti ini, besar kemungkinan bandara masih ditutup," ujarnya.
Budiartha menjelaskan, sejak Sabtu pagi aktivitas bandara berjalan normal. Namun, kondisi tersebut berbalik setelah Gunung Sangeang kembali memuntahkan abu vulkanik pukul 08.00 wita. "Abunya mulai mengarah ke barat hingga ke areal bandara, sehingga keluarlah rekomendasi tersebut," paparnya.
Pihaknya belum bisa memastikan kapan bandara Bima bisa beroperasi kembali. Untuk pengguna transportasi udara diminta agar mengupdate info terbaru yang dikeluarkan bandara. "Tunggu info lebih lanjut saja, tentang kepastian kapan bandara bisa dioperasikan kembali," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar