Gelimang Sampah di Sungai Tente |
KM. Salaja Kampo-Ratusan warga mendesak
pemerintah Kabupaten Bima untuk menormalisasikan sungai di Jembatan pertigaan Desa
Tente Kecamatan Woha. Massa yang tergabung dalam Bima Institut ini tidak
tanggung-tanggung memboikot ruas jalan di jembatan tersebut.
Menurut demostran,
normalisasi sungai tersebut penting dilakukan. Pasalnya, sungai disekitar
jembatan tersebut sudah dipenuhi sampah. Sehingga membuat aliran air tersendat
dan mengakibatkan banjir di sekitar lokasi.
“Sampah tersebut adalah
penyebab banjir. Untuk itu pemerintah secepatnya melakukan normalisasi,” kata koordinator
aksi, Ardyansyah, Sabtu (21/6) lalu.
Dijelaskannya,
tumpukan sampah di sungai itu sudah lama tidak dilakukan normalisasi. Bahkan,
selama belasan tahun terakhir, pemerintah tidak pernah memperhatikan kondisi
sungai. Kondisi tersebut membuat resah warga di tiga desa yang tidak jauh dari
lokasi.
“Desa Tente, Naru dan
Nisa, selalu menjadi korban banjir akibat persoalan ini. Kami meminta
pemerintah segera memperhatikan kondisi ini,” ujarnya.
Selain itu, pendemo
juga menuntut Bupati Bima agar melakukan perawatan intensif pada bendungan Tente.
“Bendungan Tente juga tidak pernah diperhatikan. Bahkan sungai ini sudah
dijadikan tempat pembuangan sampah. Ironisnya tidak ada upaya yang dilakukan
pemerintah dalam menyikapi persoalan ini,” sorotnya.
Akibat dari kondisi
sungai yang tidak terawat, kata dia, membuat pemukiman warga sekitar terendam
banjir selama 4 tahun terakhir. “Paling tidak pemerintah inisiatif dong melihat
persoalan ini,” tandas korlap.
Aksi yang dimulai pukul
08.30 Wita itu, menutup jalan di cabang tiga Tente. Praktis, akses lalulintas
pun lumpuh total selama aksi ini berlangsung. Pengguna jalan dan pendemo sempat
beritegang hingga nyaris adu jotos. Karena seorang pengendara motor mencoba menerobos
jalan yang sudah ditutup.
Beruntung ketegangan
tersebut bisa dihindari setelah aparat kepolisian menyarankan pengendara agar
mengambil jalan alternatif lain. Pendemo menutup jalan dengan bebatuan dan
balok kayu. Selain itu, demostran juga membakar puluhan ban bekas sebagai bentuk
kekecewaan.
Pantauan Salaja Kampo,
aksi yang dilakukan warga tiga desa tersebut mendapat pengawalan ketat dari
aparat kepolisian. Dua peleton Dalmas Polres Bima Kabupaten dan dibantu satu
peleton anggota Brimob ikut dikerahkan.
Aksi baru berakhir setelah
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Bima Ir. Nggempo, turun ke lokasi.
Dia menjanjikan hari itu juga akan membawa alat berat untuk mengeruk tumpukan
sampah tersebut.
Di hadapan
demonstran, Nggempo menjelaskan, persoalan tersebut merupakan tugas PU
Provinsi. Kendati begitu, pihaknya akan berembuk untuk mencari solusi terkait
tuntutan pendemo. “Karena ini emergency, jadi kami akan upayakan untuk
mensiasati anggarannya,” katanya.(SK.Opk)
0 komentar:
Posting Komentar