Minggu, 22 Juni 2014

Gelimang Sampah di Sungai Tente
KM. Salaja Kampo-Ratusan warga mendesak pemerintah Kabupaten Bima untuk menormalisasikan sungai di Jembatan pertigaan Desa Tente Kecamatan Woha. Massa yang tergabung dalam Bima Institut ini tidak tanggung-tanggung memboikot ruas jalan di jembatan tersebut. 
 
Menurut demostran, normalisasi sungai tersebut penting dilakukan. Pasalnya, sungai disekitar jembatan tersebut sudah dipenuhi sampah. Sehingga membuat aliran air tersendat dan mengakibatkan banjir di sekitar lokasi.
 
“Sampah tersebut adalah penyebab banjir. Untuk itu pemerintah secepatnya melakukan normalisasi,” kata koordinator aksi, Ardyansyah, Sabtu (21/6) lalu.
 
Dijelaskannya, tumpukan sampah di sungai itu sudah lama tidak dilakukan normalisasi. Bahkan, selama belasan tahun terakhir, pemerintah tidak pernah memperhatikan kondisi sungai. Kondisi tersebut membuat resah warga di tiga desa yang tidak jauh dari lokasi.
 
“Desa Tente, Naru dan Nisa, selalu menjadi korban banjir akibat persoalan ini. Kami meminta pemerintah segera memperhatikan kondisi ini,” ujarnya.
 
Selain itu, pendemo juga menuntut Bupati Bima agar melakukan perawatan intensif pada bendungan Tente. “Bendungan Tente juga tidak pernah diperhatikan. Bahkan sungai ini sudah dijadikan tempat pembuangan sampah. Ironisnya tidak ada upaya yang dilakukan pemerintah dalam menyikapi persoalan ini,” sorotnya.
 
Akibat dari kondisi sungai yang tidak terawat, kata dia, membuat pemukiman warga sekitar terendam banjir selama 4 tahun terakhir. “Paling tidak pemerintah inisiatif dong melihat persoalan ini,” tandas korlap.
 
Aksi yang dimulai pukul 08.30 Wita itu, menutup jalan di cabang tiga Tente. Praktis, akses lalulintas pun lumpuh total selama aksi ini berlangsung. Pengguna jalan dan pendemo sempat beritegang hingga nyaris adu jotos. Karena seorang pengendara motor mencoba menerobos jalan yang sudah ditutup. 
 
Beruntung ketegangan tersebut bisa dihindari setelah aparat kepolisian menyarankan pengendara agar mengambil jalan alternatif lain. Pendemo menutup jalan dengan bebatuan dan balok kayu. Selain itu, demostran juga membakar puluhan ban bekas sebagai bentuk kekecewaan.
 
Pantauan Salaja Kampo, aksi yang dilakukan warga tiga desa tersebut mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Dua peleton Dalmas Polres Bima Kabupaten dan dibantu satu peleton anggota Brimob ikut dikerahkan.
 
Aksi baru berakhir setelah Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Bima Ir. Nggempo, turun ke lokasi. Dia menjanjikan hari itu juga akan membawa alat berat untuk mengeruk tumpukan sampah tersebut.
 
Di hadapan demonstran, Nggempo menjelaskan, persoalan tersebut merupakan tugas PU Provinsi. Kendati begitu, pihaknya akan berembuk untuk mencari solusi terkait tuntutan pendemo. “Karena ini emergency, jadi kami akan upayakan untuk mensiasati anggarannya,” katanya.(SK.Opk)

0 komentar:

Posting Komentar