Ilustrasi |
KM. Salaja Kampo-Berbagai
persoalan yang terjadi pada pemilu legislatif lalu menjadi bahan introspeksi
bagi pihak kepolisian. Terutama mengenai pengamanan pasca pemilihan, akan dibenahi
kembali pada Pilpres mendatang.
Mengantisipasi
keteledoran pileg lalu, polisi sudah merubah strategis dan cara pengamanan Pilpres.
Selain itu, polisi juga telah menambah personil di setiap desa.
“Kasus
pembakaran surat suara di Desa Talabiu menjadi bahan introspeksi kita untuk
lebih baik pada Pilpres nanti. Minimal 3 anggota akan disiagakan untuk menjaga
peti suara di tiap kantor desa,” ungkap Kapolda NTB Brigjen Drs. Moechgiyarto SH
M.Hum di Mapolres Bima Kabupaten Rabu (18/6).
Dijelaskan
Kapolda, disamping penambahan jumlah personil di kantor desa, pihaknya juga
akan menambah anggota lain saat pemilihan berlangsung. Strategi penambahan
personil ini, diyakini dapat menciptakan kenyamanan selama proses pemungutan
suara Pilpres.
“Dulu kan
satu desa yang terdiri dari puluhan TPS, hanya satu anggota yang jaga. Nah
untuk saat ini, 3 TPS akan disiapkan satu anggota yang jaga,” jelas orang nomor
satu di Polda NTB ini.
Lanjutnya, penambahan
personil ini untuk menciptakan rasa nyaman bagi masyarakat saat memberikan hak
pilih. Agar pemilu bisa berjalan lancar dan bisa meredam tindakan pelanggaran
pemilu oleh oknum tertentu.
“Bagi
anggota yang mengamankan peti suara di kantor desa, sudah kita tegaskan untuk
tidak main-main dalam bertugas. Karena akan berakibat fatal bila mereka lalai,”
tegas jenderal bintang satu ini.
Kendati
begitu, Kapolda mengakui, jumlah personil yang diturunkan itu tidak sebanding
dengan jumlah masyarakat. Minimnya anggota tersebut tentu dikhawatirkan akan dimanfaatkan
oleh oknum yang ingin membatalkan pemilu.
“Kasus pembakaran
surat suara itu bukan kelalainya anggota, tapi karena jumlah anggota yang kurang.
Sehingga tidak mampu membendung jumlah massa yang tiba-tiba datang,” tandasnya.(SK.edo)
0 komentar:
Posting Komentar