Kamis, 19 Juni 2014

Ilustrasi
KM. Salaja Kampo-Berbagai persoalan yang terjadi pada pemilu legislatif lalu menjadi bahan introspeksi bagi pihak kepolisian. Terutama mengenai pengamanan pasca pemilihan, akan dibenahi kembali pada Pilpres mendatang. 
 
Mengantisipasi keteledoran pileg lalu, polisi sudah merubah strategis dan cara pengamanan Pilpres. Selain itu, polisi juga telah menambah personil di setiap desa. 
 
“Kasus pembakaran surat suara di Desa Talabiu menjadi bahan introspeksi kita untuk lebih baik pada Pilpres nanti. Minimal 3 anggota akan disiagakan untuk menjaga peti suara di tiap kantor desa,” ungkap Kapolda NTB Brigjen Drs. Moechgiyarto SH M.Hum di Mapolres Bima Kabupaten Rabu (18/6).
 
Dijelaskan Kapolda, disamping penambahan jumlah personil di kantor desa, pihaknya juga akan menambah anggota lain saat pemilihan berlangsung. Strategi penambahan personil ini, diyakini dapat menciptakan kenyamanan selama proses pemungutan suara Pilpres. 
 
“Dulu kan satu desa yang terdiri dari puluhan TPS, hanya satu anggota yang jaga. Nah untuk saat ini, 3 TPS akan disiapkan satu anggota yang jaga,” jelas orang nomor satu di Polda NTB ini.
 
Lanjutnya, penambahan personil ini untuk menciptakan rasa nyaman bagi masyarakat saat memberikan hak pilih. Agar pemilu bisa berjalan lancar dan bisa meredam tindakan pelanggaran pemilu oleh oknum tertentu. 
 
“Bagi anggota yang mengamankan peti suara di kantor desa, sudah kita tegaskan untuk tidak main-main dalam bertugas. Karena akan berakibat fatal bila mereka lalai,” tegas jenderal bintang satu ini.
 
Kendati begitu, Kapolda mengakui, jumlah personil yang diturunkan itu tidak sebanding dengan jumlah masyarakat. Minimnya anggota tersebut tentu dikhawatirkan akan dimanfaatkan oleh oknum yang ingin membatalkan pemilu.
 
“Kasus pembakaran surat suara itu bukan kelalainya anggota, tapi karena jumlah anggota yang kurang. Sehingga tidak mampu membendung jumlah massa yang tiba-tiba datang,” tandasnya.(SK.edo)

0 komentar:

Posting Komentar