Ilustrasi |
Revitalisasi tambak
udang dengan penggunaan teknologi closed system (sistem tertutup) juga sudah
mulai diterapkan di tambak-tambak. Itu dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas tambak udang dan juga keberhasilan tambak udang.
Demikian disampaikan
oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, saat acara
Pendampingan Akses Pembiayaan Perbankan Pada Usaha Budidaya Udang.
Slamet mengatakan, pemerintah terus berupaya
melakukan pembinaan dan penyebaran teknologi budidaya udang. Selain itu, juga
sistem klasterisasi pertambakan udang ke daerah-daerah yang memiliki tambak
terlantar atau kurang produktif.
Dirjen sendiri menargetkan sebesar 699 ribu ton untuk
mendukung peningkatan produksi udang tahun ini. “Melalui program Minapolitan pemerintah
akan terus mendorong pengembangan kawasan perikanan budidaya. Kabupaten Bima
adalah salah satu Kabupaten yang masuk dalam pengembangan kawasan ini,” paparnya.
Dikatakannya, saat ini teknologi budidaya udang
dengan model plastikisasi dan closed system sudah mulai dijalankan di Bima.
Desa Waworada, Kecamatan Langgudu merupakan salah satu tempat yang diterapkan
untuk teknologi tersebut. Bahkan, pengembangan budidaya udang di beberapa
tambak di desa tersebut mengalami peningkatan.
“Keberhasilan ini harus terus dipertahankan,
dengan menerapkan teknologi anjuran sesuai aturan. Dinas terkait diharapkan
untuk terus mengawal dan membina keberhasilan ini. Semoga ini akan terus
berkembang di kawasan-kawasan pertambakan lainnya di Kabupaten Bima,” ungkap
Slamet.
Slamet juga membeberkan, produksi udang di NTB
tahun lalu, mencapai 53.000 ton atau 8,56 dari produksi nasional. “Peningkatan
produksi udang ini harus didukung oleh semua sektor. Terutama akses jalan dan
infrastruktur lain sebagai pendukung,” pungkasnya. (SK.edo)
0 komentar:
Posting Komentar