Senin, 30 Juni 2014

Ilustrasi
KM.Salaja Kampo-Perkembangan usaha budidaya udang di Indonesia Bagian Timur terus ditingkatkan. Selain Kabupaten Sumbawa, salah satu sentra perikanan budidaya lainnya adalah di Kabupaten Bima. Bima merupakan satu diantara daerah yang dinilai berkembang dalam budidaya udang dan bandeng. 
Revitalisasi tambak udang dengan penggunaan teknologi closed system (sistem tertutup) juga sudah mulai diterapkan di tambak-tambak. Itu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tambak udang dan juga keberhasilan tambak udang. 
Demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, saat acara Pendampingan Akses Pembiayaan Perbankan Pada Usaha Budidaya Udang. 
Slamet mengatakan, pemerintah terus berupaya melakukan pembinaan dan penyebaran teknologi budidaya udang. Selain itu, juga sistem klasterisasi pertambakan udang ke daerah-daerah yang memiliki tambak terlantar atau kurang produktif. 
Dirjen sendiri menargetkan sebesar 699 ribu ton untuk mendukung peningkatan produksi udang tahun ini. “Melalui program Minapolitan pemerintah akan terus mendorong pengembangan kawasan perikanan budidaya. Kabupaten Bima adalah salah satu Kabupaten yang masuk dalam pengembangan kawasan ini,” paparnya. 
Dikatakannya, saat ini teknologi budidaya udang dengan model plastikisasi dan closed system sudah mulai dijalankan di Bima. Desa Waworada, Kecamatan Langgudu merupakan salah satu tempat yang diterapkan untuk teknologi tersebut. Bahkan, pengembangan budidaya udang di beberapa tambak di desa tersebut mengalami peningkatan.
“Keberhasilan ini harus terus dipertahankan, dengan menerapkan teknologi anjuran sesuai aturan. Dinas terkait diharapkan untuk terus mengawal dan membina keberhasilan ini. Semoga ini akan terus berkembang di kawasan-kawasan pertambakan lainnya di Kabupaten Bima,” ungkap Slamet.
Slamet juga membeberkan, produksi udang di NTB tahun lalu, mencapai 53.000 ton atau 8,56 dari produksi nasional. “Peningkatan produksi udang ini harus didukung oleh semua sektor. Terutama akses jalan dan infrastruktur lain sebagai pendukung,” pungkasnya. (SK.edo)

0 komentar:

Posting Komentar