Kamis, 30 Oktober 2014

SDN Inpres Pucuke
KM. Salaja Kampo-Gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Inpres Pucuke Kecamatan Woha layak direnovasi. Pasalnya, gedung sekolah ini sudah rusak berat karena dimakan usia. Kerusakan pada gedung sekolah ini terlihat pada dinding yang retak, kusen yang keropos, plafon yang jebol di beberapa titik serta genteng yang bocor.

Kondisi gedung sebanyak tiga lokal tersebut sangat memprihatinkan, apalagi saat hujan turun. Air hujan akan jatuh ke dalam ruang kelas dan mengganggu proses belajar mengajar.

Selain gedung, kerusakan juga tampak pada pagar sekolah. Karena tidak adanya anggaran khusus untuk proyek pagar, sehingga pihak sekolah hanya bisa menggunakan pagar bambu untuk membatasi pekarangan. Namun, kondisi pagar tersebut kini sudah mulai rusak dan bahkan pagar di samping kiri dan kanan nampak sudah ambruk.

Kepala SDN Inpres Pucuke, M. Yasin AMa. Pd mengatakan, gedung sekolah tersebut terakhir direhab sejak 2007 lalu. Sekolah tersebut merupakan satu–satunya sekolah yang ada di Desa Pucuke yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat setempat.

Menurut kasek, pemerintah harusnya memberikan prioritas perbaikan untuk sekolah tersebut. Sebab, kata dia, kondisi tersebut membuat KBM tidak berjalan maksimal. Apalagi dalam waktu dekat musim hujan akan segera tiba. Dia khawatir KBM akan terhambat lantaran air hujan langsung masuk ke ruang kelas.

Kondisi tersebut mengakibatkan beberapa siswa memilih untuk mendaftar di sekolah lain. "Jumlah siswa di sini sangat sedikit, sekitar 93 orang. Saya yakin bila gedung sekolah ini direnovasi, setiap tahunnya murid baru akan bertambah dan tidak mendaftar kesekolah lain," ungkapnya, kemarin.

Kasek mengaku, upaya perawatan gedung sekolah tetap dilakukan dengan menggunakan dana bos. Namun, upaya tersebut tidak lantas membuat bangunan sekolah bisa sepenuhnya bagus. "Kita hanya lakukan perawatan ringan saja, seperti mengganti genteng yang jebol," ujarnya.

Untuk mendapatkan bantuan rehab bangunan tersebut, dia mengaku telah mengajukan sejumlah proposal ke pemerintah dan dinas terkait. Namun usaha tersebut terkendala lobi yang kurang maksimal. "Hampir setiap tahun saya ajukan proposal, tapi lebih diprioritaskan sekolah yang bisa melobi," bebernya.

Dia berharap, pemerintah bisa memperhatikan kondisi bangunan sekolah dan meminta dinas terkait melihat langsung kondisi sekolah. (SK.Edo)

0 komentar:

Posting Komentar