Ilustrasi |
KM. Salaja Kampo-Sejumlah
walimurid SMA Negeri 1 Monta menggelar aksi demo di depan kantor UPTD Dikpora
Kecamatan Monta. Mereka memprotes karena anak mereka yang belajar di SMAN Monta
tidak naik kelas.
Menurut
demonstran, dari 34 siswa yang dinyatakan tinggal di kelas itu, terdapat
beberapa siswa yang tiba-tiba dinaikan kembali oleh pihak sekolah. Kondisi
tersebut membuat walimurid mempertanyakan alasan pihak sekolah.
Mereka menilai
kepala sekolah tidak professional dalam bekerja. Mereka juga menuding kasek
tidak konsisten dalam mengambil sikap. “Kami protes, karena sebagian siswa yang
dinyatakan tidak naik kelas, kok tiba-tiba dinaikan. Sedangkan anak kami tidak,”
ujar Nasrullah wali murid dari Supardin.
Mereka
mendesak pihak sekolah agar menaikkan semua siswa. “Jangan pilih bulu dong. Jika
34 siswa sebagiannya dinaikkan, maka kami juga meminta agar semuanya dinaikan
juga,” tandasnya.
Nasrullah
mengatakan, setelah adiknya, Supardin dinyatakan tinggal di kelas, selalu
berperilaku aneh. Ia lebih senang keluyuran dan malu bertemu teman-teman
sekolahnya. Warga Desa Tangga ini khawatir jika adiknya terus begitu, dan bisa
berakibat buruk.
“Apalagi, dinaikannya
beberapa siswa lain itu, dilakukan secara sepihak oleh pihak sekolah. Hal ini tentu
akan berpengaruh pada kondisi psikologis anak-anak kami yang tetap dinyatakan
tidak naik,” katanya.
Menurut dia,
34 siswa yang tidak naik kelas itu memang pemalas. Semula dia juga mendukung pihak
sekolah untuk tidak menaikkan para siswa tersebut. “Kami kecewa, karena pihak
sekolah bersikap diskriminatif. Kalau sudah dinyatakan tidak naik, kenapa
sebagiannya dinaikan lagi, ini kan tidak konsisten,” tandasnya.
Para
walimurid yang berorasi di Kantor UPTD Dikpora Kecamatan Monta itu, tidak mendapat
tanggapan dari dinas setempat. Lantaran kepala UPTD sedang tidak berada di tempat.
Mereka berencana akan kembali mendatangi kantor UPTD tersebut pada hari ini,
Kamis (2/10). Guna mempertanyakan lebih lanjut persoalan tersebut. (SK.Edo)
0 komentar:
Posting Komentar