Minggu, 26 Oktober 2014

Pengukuran Kuda untuk Penentuan Kelas Perlombaan
KM. Salaja Kampo-Pacuan kuda terbesar se-Nusa Tenggara dalam rangka memperingati HUT TNI ke 69 segera digelar. Pacuan kuda Bima (Jara Mbojo) untuk merebutkan piala Walikota Bima tersebut akan mulai digelar pada 1 hingga 9 November mendatang di arena pacuan kuda Desa Panda Kecamatan Palibelo.

Minggu (26/10), panitia pelaksana pacuan sudah melaksanakan persiapan lomba. Mulai dari pendaftaran dan pengukuran kuda yang dibuka pukul 08.30 sampai 17.00 Wita. Pengukuran kuda akan berlangsung setiap hari dari tanggal 25 hingga 31 Oktober, kecuali hari Jumat ditutup pukul 11. 00 Wita.

Ketua panitia pacuan kuda Bima, Mayor Inf. Jalal Saleh mengatakan, kejuaraan pacuan kuda tersebut memperebutkan hadiah uang tunai sebesar Rp. 445 juta. Kejuaraan tersebut akan diikuti oleh 14 kelas, mulai dari kelas TK, OA, OB, THA, THB, TA, TB, Dewasa A, Dewasa B, Dewasa C, Dewasa D, Dewasa E dan Dewasa F.

"Memeriahkan HUT ke 69, TNI segera menggelar lomba pacuan kuda terbesar se Nusa Tenggara mulai 1 hingga 9 November 2014 yang memperebutkan piala bergilir Walikota Bima dengan hadiah uang tunai sebesar Rp. 445 juta," ungkapnya.

Kata dia, kejuaraan tersebut merupakan even terbesar di Nusa Tenggara. Dia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam turnamen tersebut dan tidak dipungut biaya.

Dijelaskan, pelaksanaan pacuan kuda Bima melibatkan persatuan olah raga berkuda (pordasi) se Nusa Tenggara Barat (NTB). Karena pelaksanaannya dilakukan se Nusa Tenggara, sehingga pordasi dihimpun menjadi kepanitiaan. "Karena skalanya luas hingga ke NTT, sehingga Pordasi kami libatkan sebagai panitia juga," terangnya.

Menurut dia, pacuan kuda kali ini jauh berbeda dengan sebelumnya. Itu terlihat dari pengukuran kuda yang dilakukan secara ketat. Selain itu, joki dan penuntun kuda tidak diperbolehkan menarik, memutar dan mengikat kuda dengan alasan apapun. 

Untuk menghindari kecurigaan, pemilik kuda juga tidak diperbolehkan mencat bodi atau badan kuda. "Apabila ditemukan demikian, kuda tersebut tidak akan diukur oleh panitia dan akan didiskualifikasi," tegasnya.

Dikatakan Jalal, kejuaraan pacuan kuda tersebut bertujuan untuk melestarikan budaya Bima serta mendekatkan TNI dengan masyarakat. "Kejuaraan ini sebagai ajang untuk melestarikan budaya Bima yang memiliki semboyan Ingat Bima Ingat Kuda, Ingat Kuda Ingat Bima," ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, panitia sudah melakukan sosialisasi melalui pordasi se nusa tenggara untuk merespon masyarakat. Tujuannya, agar para peserta bisa ikut berpartisipasi meramaikan kejuaraan tersebut.

"Saat ini panitia sedang melakukan sosialisasi yang optimal agar peserta yang mendaftar banyak. Perhelatan terbesar di Bima kali ini, tidak dipungut biaya karcis. Kesempatan ini diberikan kebebasan terhadap masyarakat untuk bisa menyaksikan secara langsung dan menjadi saksi sejarah," katanya.

Panitia berharap agar semua komponen melibatkan diri dalam membantu menyukseskan pelaksanaan pacuan kuda tersebut. "Ini adalah hiburan bagi masyarakat, mari kita menyukseskan even ini agar aman, lancar dan tertib," pungkasnya. (SK.Edo)

0 komentar:

Posting Komentar