Kamis, 23 Oktober 2014

Ilustrasi
KM. Salaja Kampo-Ikatan Jurnalis KAE mengecam ulah wakil ketua PGRI Kabupaten Bima, Sahrudin Latif AMa Pd. Sahruddin dinilai telah mendiskreditkan profesi jurnalis di hadapan publik saat Konfercab PGRI Kecamatan Wera beberapa waktu lalu.

Sahruddin diduga telah mengeluarkan nada provokatif kepada kepala-kepala sekolah untuk mengusir dan memukuli wartawan yang datang di sekolah mereka. Sahruddin yang juga kepala UPTD Dikpora Kecamatan Woha ini juga diduga telah mengeluarkan kata-kata bahwa wartawan KAE kerap meminta uang.

“Kita menginginkan agar persoalan ini bisa selesai dan Sahruddin harus meminta maaf atas ucapannya. Kalau memang ada bukti bahwa seluruh wartawan KAE tukang minta-minta, berikan kami bukti. Jangan asal ceplos dan mencemarkan nama baik profesi jurnalis,” tandas seorang wartawan KAE, Salahuddin SHi.

Menyikapi persoalan tersebut sejumlah jurnalis KAE mendatangi Kadis Dikpora dan ketua PGRI Kabupaten Bima. Dalam pertemuan yang juga dihadiri Sahruddin tersebut, Kadis Dikpora Kabupaten Bima, Tajuddin SH. MSI meminta maaf atas ucapan bawahannya.

Tajuddin mengaku, persoalan itu hanya mis komunikasi. Menurut pengakuan Sahruddin kepadanya, kata-kata tersebut memang dilontarkan. Namun bukan memprovokasi, melainkan menceritakan kejadian yang dialami Sahruddin beberapa tahun lalu.

“Kami meminta maaf atas pesoalan ini. Namun yang perlu diketahui, ucapan Sahruddin agar kepala sekolah mengusir wartawan itu adalah menceritakan masa lalunya yang buruk. Dia mencoba menegaskan kepada anggota konfercab di Wera bahwa sikap itu sebagai contoh yang tidak baik dan tidak perlu dilakukan oleh kepala-kepala sekolah,” ujar kadis, Kamis (23/10).

Dia menepis bahwa anak buahnya telah mendiskreditkan profesi jurnalis. Justru, kata dia, Sahruddin mencoba memberi pencerahan kepada kepala sekolah untuk tetap kooperatif dengan media. “Maksudnya baik, agar kepala sekolah tetap menjaga kemitraan dengan pers,”katanya.

Lantas bagaimana dengan ucapan Sahruddin yang menuduh seluruh wartawan kerap meminta uang dan mengancam kepala sekolah? Tajudin mengaku isu itu tidak benar dan hanya mis komunikasi. “Kalaupun ada mungkin hanya oknumnya saja. Tapi kalau itu ungkapannya, saya rasa tidak ada,” pungkasnya. (SK.Edo)

0 komentar:

Posting Komentar