Ilustrasi |
KM. Salaja Kampo-Kekuarangan
bangku membuat para siswa kelas 4 di SDN Talabiu Kecamatan Woha terpaksa
belajar di lantai. Di kelas tersebut, terdapat 50 siswa, sehingga satu bangku dipakai
oleh dua orang siswa. Sementara sisanya, terpaksa mengikuti KBM dengan
beralasakan lantai.
Selain itu, sekolah
tersebut masih minim fasilitas berupa sarana dan prasarana pendukung
pendidikan. Ironisnya, persoalan tersebut luput dipandangan pemerintah, khususnya
intansi pendidikan.
Kepala SDN Talabiu, H.
Muhammad Guntur S.Pd menuturkan, kekurangan bangku belajar tersebut sudah
berlangsung selama satu tahun terakhir. Pihaknya tidak bisa berbuat banyak,
melainkan menyiasati dengan belajar di lantai. Bahkan, para siswa kelas 1, 2 da
3 harus duduk bertiga dalam satu bangku.
“Dalam satu meja ada
tiga sampai empat siswa yang duduk berdesakan. Sementara di kelas 4, sebanyak
35 siswa harus duduk dilantai,” ungkapnya, sembari menambahkan, di kelas 5 dan 6,
para siswa juga duduk berdesakan.
Menurut kasek, SDN
Talabiu merupakan sekolah percontohan bagi SDN lain. Menjadi sekolah
percontohan, kata dia, tentu harus didukung oleh sarana yang memadai. “Fasilitas
pendidikan di sini masih kurang jika mengacu pada sekolah percontohan,” katanya.
Dia menambahkan,
untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas, harusnya pemerintah memperhatikan
sarana dan prasaran sekolah. Hal itu, lanjutnya, akan berimbas pada efektivitas
KBM di sekolah.
“Walaupun usaha guru
sudah maksimal, kan percuma saja bila sarana dan prasarana tidak mendukung,”
tandasnya.
Diakui kasek,
kekurangan fasilitas tersebut belum pernah dilaporkan ke pemerintah. Untuk itu,
dia mengharapkan adanya bantuan dari dinas terkait untuk peningkatan kuantitas
sekolah.
“Kekurangan bangku
ini harusnya menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. Sehingga KBM bisa
berjalan sesuai harapan. Dengan pelayanan pendidikan yang maksimal, tentu akan
menghasilkan mutu pendidikan yang lebih baik,” pungkasnya. (SK.Edo)
0 komentar:
Posting Komentar