Jumat, 10 Januari 2014

Illustarsi
Lagi-lagi SDN Keli dan SDN Inpres Keli Desa Keli Kecamatan Woha, menjadi muara terakhir penyelesaian sengketa lahan. Kamis (9/1) malam, Jakaria yang mengklaim sebagai pemilik lahan kembali menyegel dua sekolah tersebut. Hingga Jum’at kemarin, aksi penyegelan masih dilaksanakan. Akibatnya aktivitas KBM di dua sekolah tersebut lumpuh.
Sebelumnya, dua sekolah itu sempat disegel oleh Jakariah Cs. Itu dilakukan karena pemerintah menanggapi dingin terkait sengketa lahan yang tengah disidangkan ini. Ironisnya, penyegelan sekolah tersebut membuat ratusan siswa terlantar di jalan raya dan rumah-rumah warga. Pihak sekolah mengaku kaget dengan kembali disegelnya sekolah tersebut. Sehingga menyarankan sejumlah siswa untuk pulang. 
Kabarnya, kembali disegelnya sekolah itu disebabkan karena dua orang Kasek setempat tidak mengikuti persidangan. Tidak adanya reaksi pemerintah ini membuat Jakariah geram dan kemabali menyegel sekolah tersebut.Aksi penyegelan itu membuat beberapa wali murid jengkel dan meminta pihak sekolah melaporkan hal itu ke polisi. 
Kepala Sekolah SDN Keli H. Syafruddin, S.Pd, mengaku kesal dengan penyegelan tersebut. Dia juga membenarkan bahwa dirinya tidak mengikuti persidangan terakhir beberapa waktu lalu.  Menurutnya, tidak ada yang bisa dia jelaskan dalam pengadilan terkait sengketa lahan seluas 56 are tersebut. “Saya hanya menjalankan tugas di sekolah ini. Kalau persoalan sengketa lahan saya tidak tahu menahu, itukan urasan pemerintah,” ujarnya. 
Dia menyayangkan aksi yang dilakukan Jakariah Cs yang menyegel sekolah tersebut. Kata dia, persoalan itu jangan bawa-bawa nama sekolah, apalagi mengorbankan siswa. Menurutnya, sengketa lahan ini masih dalam proses hukum, Jakariah tidak berhak untuk menyegelnya. “Belum ada keputusan yang jelas siapa yang memiliki lahan ini, karena masih dalam persidangan,” jelas kasek, kemarin.
Sementara ditemui di tempat yang sama Kasek Inpres Keli Nurbaya S.Pd, juga menunjukan mengungkapkan hal senada. Bahkan, ia mengaku telah melaporkan pelaku penyegelan itu ke pihak kepolisian. “Saya sudah melaporkan hal ini ke polsek Woha, karena dia tidak berhak untuk menyegel sekolah ini,” cetusnya.
Sedangkan Jakariah yang coba ditemui sedang tidak berada di tempat. Pantauan wartawan, penyegelan dua sekolah di Desa Keli tersebut tidak tampak pejabat yang memediasi untuk membuka gembok penyegelan. Hingga Jum’at siang, dua sekolah tersebut masih disegel dan sejumlah guru terpaksa dipulangkan. (SK. Edo)

0 komentar:

Posting Komentar