Ilustrasi |
KM. Salaja Kampo—Sejumlah massa
dari Aliansi Pejuang Integritas (API) Bima, kembali melakukan aksi
unjuk rasa di depan kantor KPU Kabupaten Bima. Massa meminta agar KPU
setempat transparan soal penggunaan RAB selama penyelenggaraan pileg
9 April lalu.
Demonstran menuding,
KPU sudah menyalahgunakan anggaran tersebut. Terutama penggunaan
anggaran untuk sosialisasi pemilu kepada masyarakat. Menurut mereka,
anggaran untuk sosialisasi cara pencoblosan tidak dikerjakan oleh
KPU. Sehingga berimbas pada banyaknya surat suara tidak sah pada
pileg lalu.
“Sosialisasi tentang
tata cara pencoblosan tidak pernah dilakukan oleh KPU, padahal
anggaran senilai ratusan juta sudah disediakan. Akibatnya, banyak
masyarakat yang tidak tahu cara pencoblosan yang benar, sehingga
surat suara pun banyak yang tidak sah,” teriak korlap Berry, Senin (5/5).
Massa meminta agar
ketua KPU memberikan pernyataan terkait penggunaan dana tersebut.
Selain itu, KPU diminta transparan dalam penggunaan anggaran
tersebut. Menurut demonstran, komisioner KPU Kabupaten Bima tidak
mampu menyelenggarakan pemilu dengan baik.
“Itu terbukti dari
banyaknya persoalan yang muncul, hingga terjadi konflik antar warga.
Ini merupakan akibat dari kebobrokan KPU yang tak mampu membawa
pemilu yang sukses,” tandasnya.
Demonstran meminta agar
5 orang komisioner KPU tersebut mengundurkan diri dari jabatannya
karena dianggap tidak mampu bekerja. Massa juga mendesak Bawaslu dan
sejumlah penyelenggara pemilu agar merekomendasikan pemecatan kelima
komisioner KPU tersebut.
“Kecurangan KPU ini
sangat sistimatis, dan sudah banyak ditemukan. Baik dari tingkat TPS
hingga KPUD. Mereka sudah mencederai nilai-nilai demokrasi dengan
melakukan praktek penerimaan suap,” tandas korlap yang juga warga
Desa Ngali ini.
Massa mengancam akan
terus melakukan aksi dengan massa yang lebih banyak, jika tuntutan
mereka tidak diindahkan. Terutama meminta agar komisioner KPU segera
diganti. Usai berorasi, demonstran pun langsung membubarkan diri. (SK.Edo)
0 komentar:
Posting Komentar