Ilustrasi |
KM. Salaja Kampo—Jum’at (28/3) siang, satu orang perwira polisi
berpangkat Ipda menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal.
Kejadian tersebut menambah deretan panjang korban aksi penembakan
misterius terhadap aparat kepolisian.
Bagaimana dengan nasib
orang sipil sendiri? Pasalnya sekelas polisi saja tidak mampu mengatasi
aksi “koboi jalanan” bahkan polisi turut menjadi korban juga.
Menyikapi
persoalan itu, Ketua Presidium LSM Ledak, Hamzah menuturkan, sejumlah
kasus penembakan selama beberapa bulan terakhir marak terjadi. Kata dia,
IPW telah mencatat 22 kasus penembakan yang terjadi 3 bulan terakhir.
Kemudian ditambah penembakan AKBP Pamuji dan Ipda Hanafi.
Dari 24
kasus penembakan misterius di Tanah Air tersebut, tujuh diantara korban
adalah aparat polisi. “Namun dari sejumlah kasus penembakan itu, baru
dua pelaku saja yang tertangkap. Satu diantara pelaku merupakan anggota
polisi yang membunuh AKBP Pamuji,” katanya.
Kondisi tersebut
membuat dia dan beberapa kalangan masyarakat prihatin. Dari sejumlah
kasus penembakan, baru dua kasus yang berhasil ditangkap penembaknya.
“Kasus
penembakan terhadap polisi sampai sekarang tidak kunjung terungkap.
Sedangkan penembakan, pengeroyokan dan penusukan terhadap polisi masih
saja terjadi,” sorotnya.
Untuk itu, LSM Ledak berharap Polri,
khususnya Polda NTB segera mengungkap kasus ini agar tren penembakan ini
berakhir. Ia menyebutkan modus dari penembakan itu bervariasi sehingga
sulit menyimpulkan bahwa aksi itu dilakukan oleh para teroris.
Pihaknya
mengkhawatirkan seringnya penembakan itu akan membuat warga Bima
menjadi takut dan khawatir. Apalagi, kasus penembakan ini dilakukan pada
siang bolong di jalan raya pula. “Bagaimana polisi bisa melindungi
masyarakat, jika melindungi diri sendiri saja tidak bisa,” tandasnya.
Hamzah
mengingatkan Polri jangan terpaku pada opini bahwa pelaku penembakan
terhadap Ipda Hanafi dilakukan orang tak dikenal ataupun teroris.
Akibatnya polisi terperangkap pada opininya sendiri hingga kesulitan
mengungkap kasus-kasus penembakan terhadap personelnya. “Jangan punya
asumsi seperti itu lah,” tegas pria kelahiran Desa Talabiu ini.
Jika
kasus penembakan tersebut tidak terungkap, dia khawatir kasus
penembakan akan terus terjadi. Selain itu, para pelaku kejahatan tidak
akan merasa takut saat menjalankan aksinya di depan publik.
“Ini
tugas khusus kepolisian agar mampu mengungkap tabir penembakan. Kalau
tidak, sudah tentu pelaku kejahatan akan semakin berkeliaran,” imbuhnya.
Disinggung
mengenai dugaan motif penembakan? Hamzah menduga penembakan tersebut
ada kaitannya dengan kasus yang ditangani korban di sat res Narkoba.
“Sepertinya
ada aksi dendam dari para pelaku kriminal. Terlebih, belum lama ini ada
penangkapan kasus Narkoba di Kota Bima,” ucapnya, menegaskan.
Dalam
kasus penembakan di depan Rumah Makan BBA Doro Belo itu, polisi perlu
mencermati adanya keterkaitan dengan posisi pekerjaan korban. Kata dia,
belakangan korban diketahui pernah didatangi keluarga pelaku kasus
narkoba. “Tinggal itu saja dulu dikembangkan,” tuntasnya.(SK.Edo)
0 komentar:
Posting Komentar