Rabu, 02 April 2014

Ilustrasi
KM. Salaja Kampo—Jum’at (28/3) siang, satu orang perwira polisi berpangkat Ipda menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal. Kejadian tersebut menambah deretan panjang korban aksi penembakan misterius terhadap aparat kepolisian.

Bagaimana dengan nasib orang sipil sendiri? Pasalnya sekelas polisi saja tidak mampu mengatasi aksi “koboi jalanan” bahkan polisi turut menjadi korban juga.

Menyikapi persoalan itu, Ketua Presidium LSM Ledak, Hamzah menuturkan, sejumlah kasus penembakan selama beberapa bulan terakhir marak terjadi. Kata dia, IPW telah mencatat 22 kasus penembakan yang terjadi 3 bulan terakhir. Kemudian ditambah penembakan AKBP Pamuji dan Ipda Hanafi.

Dari 24 kasus penembakan misterius di Tanah Air tersebut, tujuh diantara korban adalah aparat polisi. “Namun dari sejumlah kasus penembakan itu, baru dua pelaku saja yang tertangkap. Satu diantara pelaku merupakan anggota polisi yang membunuh AKBP Pamuji,” katanya.

Kondisi tersebut membuat dia dan beberapa kalangan masyarakat prihatin. Dari sejumlah kasus penembakan, baru dua kasus yang berhasil ditangkap penembaknya.

“Kasus penembakan terhadap polisi sampai sekarang tidak kunjung terungkap. Sedangkan penembakan, pengeroyokan dan penusukan terhadap polisi masih saja terjadi,” sorotnya.

Untuk itu, LSM Ledak berharap Polri, khususnya Polda NTB segera mengungkap kasus ini agar tren penembakan ini berakhir. Ia menyebutkan modus dari penembakan itu bervariasi sehingga sulit menyimpulkan bahwa aksi itu dilakukan oleh para teroris.

Pihaknya mengkhawatirkan seringnya penembakan itu akan membuat warga Bima menjadi takut dan khawatir. Apalagi, kasus penembakan ini dilakukan pada siang bolong di jalan raya pula. “Bagaimana polisi bisa melindungi masyarakat, jika melindungi diri sendiri saja tidak bisa,” tandasnya.

Hamzah mengingatkan Polri jangan terpaku pada opini bahwa pelaku penembakan terhadap Ipda Hanafi dilakukan orang tak dikenal ataupun teroris. Akibatnya polisi terperangkap pada opininya sendiri hingga kesulitan mengungkap kasus-kasus penembakan terhadap personelnya. “Jangan punya asumsi seperti itu lah,” tegas pria kelahiran Desa Talabiu ini.

Jika kasus penembakan tersebut tidak terungkap, dia khawatir kasus penembakan akan terus terjadi. Selain itu, para pelaku kejahatan tidak akan merasa takut saat menjalankan aksinya di depan publik.

“Ini tugas khusus kepolisian agar mampu mengungkap tabir penembakan. Kalau tidak, sudah tentu pelaku kejahatan akan semakin berkeliaran,” imbuhnya.

Disinggung mengenai dugaan motif penembakan? Hamzah menduga penembakan tersebut ada kaitannya dengan kasus yang ditangani korban di sat res Narkoba.

“Sepertinya ada aksi dendam dari para pelaku kriminal. Terlebih, belum lama ini ada penangkapan kasus Narkoba di Kota Bima,” ucapnya, menegaskan.

Dalam kasus penembakan di depan Rumah Makan BBA Doro Belo itu, polisi perlu mencermati adanya keterkaitan dengan posisi pekerjaan korban. Kata dia, belakangan korban diketahui pernah didatangi keluarga pelaku kasus narkoba. “Tinggal itu saja dulu dikembangkan,” tuntasnya.(SK.Edo)

0 komentar:

Posting Komentar