Selasa, 29 April 2014


Ilustrasi
KM. Salaja Kampo—Memiliki rumah layak huni merupakan dambaan semua warga Negara Indonesia, khususnya warga yang tergolong miskin. Untuk itu, BPMDES Kabupaten Bima terus mengupayakan adanya bantuan tersebut di anggaran APBD 1. Namun, sejauh ini, pemerintah provinsi belum juga memberi kepastian terkait program tersebut. 
 
Kepala BPMDES Kabupaten Bima, Putarman, SE mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan bantuan tersebut ke pemprov. Namun belum ada kejelasan apakah program tersebut akan dicairkan atau tidak. 
 
“Sudah kita usulkan untuk program tersebut, namun belum ada kepastian dari pemerintah provinsi,” katanya, saat ditemui di kegiatan lomba desa, Selasa (29/4).  
 
Menurutnya, pengajuan program bedah rumah tidak layak huni tersebut sangat beralasan. Mengingat saat ini banyak warga desa di beberapa kecamatan terpencil yang tergolong masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah. Bahkan, kata dia, ada beberapa warga yang belum memiliki tempat tinggal yang layak. 
 
“Terutama di Kecamatan Tambora dan Sanggar, masih ada beberapa warga yang yang belum memiliki tempat tinggal yang layak, baik itu diukur dari segi kelayakan maupun kesehatan. Dan warga kami sangat menginginkan program bedah rumah tersebut,” ucapnya.
 
Putarman mengungkapkan, sebelum mengusulkan data jumlah rumah tidak layak huni, terlebih dahulu pihaknya melakukan pendataan terhadap kondisi masing-masing rumah warga. Jumlah rumah tidak layak huni yang tersebar di beberapa dusun diperkirakan sebanyak 500 unit.  
 
“Selain itu, warga yang memiliki rumah tidak layak huni tersebut rata-rata tergolong masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah,” ungkapnya.
 
Untuk itu, pihaknya berharap kepada Pemprov untuk memberikan kepastian terkait pengusulan bantuan tersebut. Sembari berharap pemprov merealisasikan program bantuan warga kurang mampu tersebut. 
 
“Sehingga apa yang menjadi harapan dan keinginan dari masyarakat untuk memiliki tempat tinggal yang layak, dapat terwujud,” imbuhnya.(SK.Edo)

0 komentar:

Posting Komentar