Senin, 21 April 2014

Ilustrasi
KM. Salaja Kampo—Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bima belum mengumumkan hasil pemilihan legislatif periode 2014-2019. Namun, berbagai protes dan reaksi terhadap penyelenggara pileg terus disuarakan. Dari berbagai pihak yang protes keras terhadap lembaga itu, pada intinya menilai dalam menjalankan fungsinya, KPU tidak profesional. 
 
Senin (21/4) siang, puluhan massa dari berbagai OKP menggelar aksi demo di kantor KPU. Massa yang sebagian besar didominasi aktivis dan pimpinan LSM itu sempat membuat suasan tegang. Namun, aksi demonstrasi berjalan lancar.
 
Pendemo menuntut agar KPU tegas dalam mengambil sikap, terkait maraknya persoalan yang terjadi. Menurut mereka, KPU sudah tidak steril dan mudah diintimidasi oleh oknum yang memiliki kepentingan. “Hal itu mengakibatkan, carut marutnya persoalan demokrasi di Kabupaten Bima,” teriak orator aksi, Burhan.
 
Pendemo menilai KPU tidak adil dalam penyelenggaraan pemilu. Pasalnya, dibeberapa kecamatan terjadi komlpain dari warga lantaran disinyalir adanya kecurangan. Namun, hal itu, katanya, tidak pernah diperhatikan oleh KPU. 
 
“Padahal banyak anggota KPPS, PPS dan PPK yang terlibat kecurangan,” sambung pria yang akrab disapa Eman ini.
 
Warga asal Desa Ngali ini, juga meminta KPU agar konsisten dalam menjalankan tugasnya. “Kalau memang diduga terjadi kecurangan, segera tindaklanjut dong, kenapa harus takut,” tandasnya.
 
Usai berorasi, sejumlah demonstran diterima baik oleh komisioner KPU. Perwakilan demonstran diminta untuk konsolidasi terkait tuntutan mereka dengan ketua KPU. Namun, saat pertemuan berlangsung, beberapa warga yang dicurigai sebagai provokasi dikeluarkan paksa. Sehingga membuat suasana pertemuan tegang. Satu diantara massa, harus dikeluarkan paksa oleh anggota Buser lantaran diduga sebagai provokator. Setelah menemukan solusi pada pertemuan tersebut, demonstran pun membubarkan diri. (SK. Edo)

0 komentar:

Posting Komentar