Ilustrasi |
KM. Salaja Kampo—Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bima belum mengumumkan
hasil pemilihan legislatif periode 2014-2019. Namun, berbagai protes dan reaksi
terhadap penyelenggara pileg terus disuarakan. Dari berbagai pihak yang protes
keras terhadap lembaga itu, pada intinya menilai dalam menjalankan fungsinya,
KPU tidak profesional.
Senin (21/4) siang, puluhan massa dari berbagai OKP menggelar
aksi demo di kantor KPU. Massa yang sebagian besar didominasi aktivis dan
pimpinan LSM itu sempat membuat suasan tegang. Namun, aksi demonstrasi berjalan
lancar.
Pendemo menuntut agar KPU tegas dalam mengambil sikap,
terkait maraknya persoalan yang terjadi. Menurut mereka, KPU sudah tidak steril
dan mudah diintimidasi oleh oknum yang memiliki kepentingan. “Hal itu
mengakibatkan, carut marutnya persoalan demokrasi di Kabupaten Bima,” teriak
orator aksi, Burhan.
Pendemo menilai KPU tidak adil dalam penyelenggaraan pemilu.
Pasalnya, dibeberapa kecamatan terjadi komlpain dari warga lantaran disinyalir
adanya kecurangan. Namun, hal itu, katanya, tidak pernah diperhatikan oleh KPU.
“Padahal banyak anggota KPPS, PPS dan PPK yang terlibat
kecurangan,” sambung pria yang akrab disapa Eman ini.
Warga asal Desa Ngali ini, juga meminta KPU agar konsisten
dalam menjalankan tugasnya. “Kalau memang diduga terjadi kecurangan, segera tindaklanjut
dong, kenapa harus takut,” tandasnya.
Usai berorasi, sejumlah demonstran diterima baik oleh
komisioner KPU. Perwakilan demonstran diminta untuk konsolidasi terkait
tuntutan mereka dengan ketua KPU. Namun, saat pertemuan berlangsung, beberapa
warga yang dicurigai sebagai provokasi dikeluarkan paksa. Sehingga membuat
suasana pertemuan tegang. Satu diantara massa, harus dikeluarkan paksa oleh
anggota Buser lantaran diduga sebagai provokator. Setelah menemukan solusi pada
pertemuan tersebut, demonstran pun membubarkan diri. (SK. Edo)
0 komentar:
Posting Komentar