Ilustrasi |
KM. Salaja Kampo—Setelah enam hari menghilang, Junaidin, 50 tahun warga Desa Roka Kecamatan Belo akhirnya
ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Jasad korban pertama kali ditemukan
oleh Idris, warga Desa Renda saat melihat kebun jati di so (Kawasan) Lancake
Desa Renda Kecamatan Belo. Lokasi penemuan mayat tersebut berjarak sekitar 3
kilometer dari pemukiman warga.
Saat
ditemukan, korban sudah dalam keadaan membusuk. Saat itu, posisi kepala korban
menghadap kebawah dengan kondisi kepala yang sudah tidak ada. Korban diduga
terjatuh dari pohon asam dan langsung mengenai bebatuan di sekitar pohon
tersebut. Di sekitar korban, warga menemukan sebuah karung yang berisi buah
asam. Selain itu, di tubuh korban juga ditemukan buah yang sama dengan posisi
digendong menggunakan sarung.
Idris
mengaku kaget saat melihat jasad korban. Dia mengetahui, belum lama ini ada
warga yang hilang di sekitar lokasi. Sehingga ia menggeser jasad korban yang
membungkuk dan menghadap kebawah itu. Karena takut sendirian, dia pun meminta
pertolongan warga sekitar agar mengevakuasi jasad tersebut. “Saya balikan dulu
mayatnya kemudian memanggil warga,” urainya, saat ditemui di TKP, Selasa (4/3).
Meski penemuan
mayat ini jam 10 pagi, namun medan yang curam membuat tim identifikasi dari
polres Bima kesulitan menjangkau TKP. Jasad Junaidin baru bisa dievakuasi setelah
6 jam kemudian. Mayat langsung diangkut menggunakan papan tim SAR oleh beberapa
warga.
Pantauan Salaja Kampo di lokasi, sebelum kepolisian tiba di TKP, sejumlah warga tidak berani
mengevakuasi jasad korban. Pasalnya, sekujur tubuh korban sudah hancur dan
membusuk. Sehingga beberapa bagian tubuh korban ada yang terpisah dari
tubuhnya. Begitupun saat kepolisian memasukan jasad korban ke kantong jenazah. Tangan
korban tampak terputus dari tubuhnya.
Sementara
keluarga korban yang sudah menanti kedatangan jenazah menyambut penuh histeris.
Mereka tidak kuasa menahan isak tangis
dan seolah tidak percaya dengan insiden yang menimpa Junaidin. Ratusan pelayat
yang ingin melihat secara dekat tidak mampu menahan aroma dari tubuh korban.
Sehingga pihak keluarga langsung melakukan penguburan di malam harinya.
Sementara
itu, Sekdes Roka, Ahmad mengatakan, kematian korban membawa duka yang mendalam
bagi warga setempat, terutama keluarga yang ditinggalkan. Menurut dia, korban
merupakan sosok pekerja keras dan menjadi tulang punggung keluarga. “Setiap
hari korban hanya mencari nafkah dengan mengumpulkan buah asam di gunung,”
ujarnya singkat.(SK. Edo)
0 komentar:
Posting Komentar