Ilustrasi |
KM. Salaja Kampo—Sembilan
orang siswa SDN Inpres Sanolo Kecamatan Bolo memenuhi panggilan penyidik
tipikor polres Bima. Mereka dipanggil untuk dimintai keterangan terkait dugaan korupsi
dana bea siswa miskin (BSM) di sekolah mereka. Para siswa juga didampingi oleh
orang tua masing-masing saat pemeriksaan berlangsung.
Dugaan
korupsi dana BSM tersebut mencuat setelah siswa menerima bantuan yang tidak
sesuai ketetuan. Kronologisnya, sebanyak 50 siswa di SDN Inpres Sanolo mendapat
bantuan BSM. Dari lima puluh nama penerima, belakangan diketahui bahwa nama tersebut
semuanya dobel.
Sehingga
bantuan tersebut sedianya diterima siswa sebanyak Rp 800 ribu per siswa. Namun
oleh pihak sekolah, hanya memberikan Rp 300 ribu saja. Selain itu, kasek juga
diduga telah mengalihkan nama tiga orang penerima BSM.
Hal itu
mengakibatkan ketiganya tidak menerima bantuan dan dana tersebut diduga masuk
kantong kepsek. Tiga orang siswa itu, yakni Ardiansyah, Rahmawati dan
Ferdiansyah. Persoalan itu langsung dilaporkan orang tua siswa ke polsek Bolo.
Kaur Bin Ops
Reskrim Polres Bima Iptu Abdul Khair mengatakan, sejumlah siswa yang dipanggil
merupakan penerima BSM. Kepada penyidik, para siswa mengaku menerima bantuan
itu sebanyak Rp 300 ribu.
“Ketentuannya,
siswa harus menerima Rp 400 ribu. Karena namanya dobel, mereka mestinya
menerima dua kali lipat, yakni Rp 800 ribu,” ungkapnya.
Dia
membenarkan adanya tiga orang siswa yang tidak menerima bantuan tersebut.
Padahal, namanya sudah ada sebagai penerima bantuan siswa miskin ini. “Tiga
orang ini yang nanti akan kita tindaklanjuti kebenarannya. Apakah ada namanya,
atau memang tidak ada,” ujar mantan Kapolsek Belo ini.
Polisi belum
bisa membeberkan hasil pemeriksaan terhadap sejumlah siswa tersebut. Kata
Khair, kasus ini masih dalam proses pemeriksaan saksi. “Kita hanya meminta
keterangan untuk memastikan berapa nominal uang yang diterima siswa saja,”
jelasnya.
Menindaklanjuti
kasus tersebut, polisi juga akan memanggil pihak Bank NTB dan Dikpora
Kabupaten. Itu dilakukan untuk
mencocokan jumlah dana yang diterima siswa dan mencocokkan nama-nama penerima
bantuan.
“Di Dikpora
kita akan cek nama siswa tersebut. Sedangkan di Bank NTB, kita akan memastikan
nominal dana yang harus diterima siswa,” pungkasnya. (SK. Edo)
0 komentar:
Posting Komentar