Ilustrasi |
Sesuai kesepakatan beberapa waktu
lalu, pemerintah dan polisi diberi tenggang waktu sepekan untuk menangkap pelaku.
Namun hingga Senin pagi, oknum pembacok Bustam alias Bu belum juga berhasil
ditangkap. Kondisi tersebut membuat keluarga korban dari Desa Renda mengamuk
dan melakukan penutupan jalan.
Selasa (18/3) pagi, blokade jalan
tersebut kembali dibuka. Kabarnya, pembukaan blokir jalan ini dilakukan karena keluarga
pelaku sudah meminta damai dengan keluarga korban. Keluarga pelaku akan memberikan
uang pengobatan kepada korban sebanyak Rp 15 juta.
“Sudah ada kesepakatan damai antara
keduanya. Warga Ngali berjanji akan menyerahkan uang pengobatan kepada keluarga
korban,” terang kepala Desa Renda Drs. Rusdi, Selasa (18/3).
Menurut kades, persoalan ini bukan
melibatkan sejumlah warga desa. Kata dia, warga yang ikut menutup jalan itu,
merupakan keluarga korban yang tidak puas. Kades menegaskan, sejumlah warga
Desa Renda tidak ambil bagian dalam aksi penutupan jalan tersebut. “Yang
menutup jalan ini hanya keluarga korban saja,” tegasnya.
Namun Selasa sore, keharmonisan
kedua desa kembali terganggu. Akibatnya, sejumlah warga Renda kembali menutup
ruas jalan di perbatasan kedua desa. Belum diketahui pasti penyebab kembali ditutupnya
jalan penghubung dua desa ini. Kondisi tersebut membuat suasana semakin tegang.
Kabar yang diendus Salaja Kampo di
lokasi, pemblokiran jalan itu dipicu karena warga Ngali hanya memberikan uang
Rp 5 juta dari Rp 15 juta yang disepakati. Merasa dipermainkan, warga Renda
menolak dan memilih memblokir jalan. Hingga berita ini ditulis, kondisi jalan
masih dalam keadaan diblokir.(SK.Edo)
0 komentar:
Posting Komentar