Kamis, 06 Maret 2014

Simulasi Pemilu
KM. Salaja Kampo-Ratusan anggota kepolisian menggelar Simulasi pengamanan Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 Kamis (6/3). Kegiatan gabungan Polres Bima Kota dan Kabupaten Bima ini disaksikan langsung Kapolda NTB Brigjen Pol Drs. Moechgiarto, SH.  M.Hum.
Kegiatan yang dihadiri pimpinan daerah Kota dan Kabupaten Bima beserta anggota Muspida ini berjalan lancar. Setiap tahapan Pemilu berjalan lancar, di bawah pengawasan yang ketat dari petugas keamanan.
Riak-riak warga yang memprotes setiap tahapan Pemilu dapat diatasi. Baik melalui komunikasi intensif, hingga tindakan tegas. Anggota kepolisian yang mendapat tugas, dengan siaga mengawal setiap jalannya aksi. Ketika ditemukan massa yang menjadi otak aksi alias provokotor, langsung diamankan.
Begitu juga pada tahapan pemungutan suara hingga perhitungan suara. Kotak suara dikawal dengan ketat. Menghindari adanya gangguan yang dapat merusak keabsahan kertas hasil pemilihan tersebut. 
Hingga pada penetapan kontestan politik yang lolos, kantor Komisi Pemiliham Umum (KPU) dijaga super ketat. Anggota keamanan membentuk barisan untuk menghalau massa aksi yang ingin bertindak anarkis terhadap lembaga negara tersebut.
Ketika amukan massa aksi tidak bisa dihalau dengan barisan tameng, sesekali massa aksi disemprot menggunakan water cannon. Namun massa aksi tetap bersikeras ingin menyerang  kantor KPU. 
Pasukan tambahan langsung diturunkan. Termasuk pasukan Patmor juga diturunkan untuk memukul mundur massa yang agresif. Bahkan massa dihalau dengan menggeluarkan beberapa tembakan peringatan.
Satu persatu massa yang diduga provokator diamankan. Sementara itu, barisan penghalang massa tetap disiagakan. Namun massa tetap bersikeras  melawan. Sehingga terlihat beberapa diantaranya mendorong tameng pasukan keamanan dengan dengan bahu mereka.
Karena massa aksi terus mengamuk, sehingga dilepas beberapa tembakan gas air mata. Usaha ini memberikan jera terhadap massa aksi, sehingga beberapa diantaranya berhamburan.
Namun masih terdapat massa yang bertahan. Sehingga memaksa polisi menghalangi mereka dengan pagar berduri. Usai kegiatan simulasi itu, Kapolda NTB Brigjen Pol Drs Moechgiarto, SH  MHum mengatakan, kegiatan itu dalam rangka mengamankan jalanya pesta demokrasi. Sehingga hajatan masyarakat Indonesia ini dapat berjalan dengan aman. “Sebelum simulasi ini, masing-masing bagian sudah melakukan pemantapan sendiri-sendiri. Ini adalah kegiatan puncak,” jelasnya.
Untuk jumlah anggota yang diturunkan nanti, 2/3 dari seluruh anggota yang ada di Polda NTB. “Saat ini, kita memiliki 9118 personil. Artinya sekitar 6800 lebih lah yang diturunkan,” akunya.
Apa ada perhatian khusus untuk Bima? Walau Bima selalu rentan konflik, sepertinya tidak akan mendapatkan perhatian khusus. Kata dia, semua daerah mendapatkan perhatian yang sama. “Tidak ada perhatian khusus, semuanya sama saja,” tandasnya.
Selain mempersiapkan pasukan pengamanan, pihaknya sudah membangun komunikasi dengan masyarakat untuk menyukseskan Pemilu ini. Diantaranya membangun koordinasi dengan pihak terkait, seperti Babinsa, Linmas dan lainnya. “Jauh-jauh hari kami sudah bangun komunikasi dengan masyarakat,” jelasnya.
Tidak hanya itu, salah satu program Polda NTB, membangun  pos pantau. Pos ini dapat dimaksimalkan untuk memantau aktivitas Pemilu. “Pos Pantua bersifat dinamis. Ini juga dimaksudkan untuk memancing, agar Pos Kamling di tiap lingkungan dapat dimaksimalkan,” pungkasnya(SK.Opk)

0 komentar:

Posting Komentar