Simulasi Pemilu |
KM. Salaja Kampo-Ratusan anggota kepolisian
menggelar Simulasi pengamanan Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden
(Pilpres) 2014 Kamis (6/3). Kegiatan gabungan Polres Bima Kota
dan Kabupaten Bima ini disaksikan langsung Kapolda NTB Brigjen Pol Drs.
Moechgiarto, SH. M.Hum.
Kegiatan yang dihadiri pimpinan
daerah Kota dan Kabupaten Bima beserta anggota Muspida ini berjalan lancar.
Setiap tahapan Pemilu berjalan lancar, di bawah pengawasan yang ketat dari
petugas keamanan.
Riak-riak warga yang memprotes
setiap tahapan Pemilu dapat diatasi. Baik melalui komunikasi intensif, hingga
tindakan tegas. Anggota kepolisian yang mendapat
tugas, dengan siaga mengawal setiap jalannya aksi. Ketika ditemukan massa yang
menjadi otak aksi alias provokotor, langsung diamankan.
Begitu juga pada tahapan pemungutan
suara hingga perhitungan suara. Kotak suara dikawal dengan ketat. Menghindari
adanya gangguan yang dapat merusak keabsahan kertas hasil pemilihan tersebut.
Hingga pada penetapan kontestan
politik yang lolos, kantor Komisi Pemiliham Umum (KPU) dijaga super ketat.
Anggota keamanan membentuk barisan untuk menghalau massa aksi yang ingin
bertindak anarkis terhadap lembaga negara tersebut.
Ketika amukan massa aksi tidak bisa
dihalau dengan barisan tameng, sesekali massa aksi disemprot menggunakan water
cannon. Namun massa aksi tetap bersikeras ingin menyerang kantor KPU.
Pasukan tambahan langsung
diturunkan. Termasuk pasukan Patmor juga diturunkan untuk memukul mundur massa
yang agresif. Bahkan massa dihalau dengan menggeluarkan beberapa tembakan
peringatan.
Satu persatu massa yang diduga
provokator diamankan. Sementara itu, barisan penghalang massa tetap disiagakan. Namun massa tetap bersikeras
melawan. Sehingga terlihat beberapa diantaranya mendorong tameng pasukan
keamanan dengan dengan bahu mereka.
Karena massa aksi terus mengamuk,
sehingga dilepas beberapa tembakan gas air mata. Usaha ini memberikan jera
terhadap massa aksi, sehingga beberapa diantaranya berhamburan.
Namun masih terdapat massa yang
bertahan. Sehingga memaksa polisi menghalangi mereka dengan pagar berduri. Usai kegiatan simulasi itu, Kapolda
NTB Brigjen Pol Drs Moechgiarto, SH MHum mengatakan, kegiatan itu dalam
rangka mengamankan jalanya pesta demokrasi. Sehingga hajatan masyarakat
Indonesia ini dapat berjalan dengan aman. “Sebelum simulasi ini, masing-masing
bagian sudah melakukan pemantapan sendiri-sendiri. Ini adalah kegiatan puncak,”
jelasnya.
Untuk jumlah anggota yang diturunkan
nanti, 2/3 dari seluruh anggota yang ada di Polda NTB. “Saat ini, kita memiliki
9118 personil. Artinya sekitar 6800 lebih lah yang diturunkan,” akunya.
Apa ada perhatian khusus untuk Bima?
Walau Bima selalu rentan konflik, sepertinya tidak akan mendapatkan perhatian
khusus. Kata dia, semua daerah mendapatkan perhatian yang sama. “Tidak ada
perhatian khusus, semuanya sama saja,” tandasnya.
Selain mempersiapkan pasukan
pengamanan, pihaknya sudah membangun komunikasi dengan masyarakat untuk
menyukseskan Pemilu ini. Diantaranya membangun koordinasi dengan pihak terkait,
seperti Babinsa, Linmas dan lainnya. “Jauh-jauh hari kami sudah bangun
komunikasi dengan masyarakat,” jelasnya.
Tidak hanya itu, salah satu program
Polda NTB, membangun pos pantau. Pos ini dapat dimaksimalkan untuk
memantau aktivitas Pemilu. “Pos Pantua bersifat dinamis. Ini juga dimaksudkan
untuk memancing, agar Pos Kamling di tiap lingkungan dapat dimaksimalkan,”
pungkasnya(SK.Opk)
0 komentar:
Posting Komentar