Rabu, 19 Maret 2014

Warga Menyandera Alat Berat
KM. Salaja Kampo—Perbaikan ruas jalan provinsi di wilayah Kabupaten Bima diprotes warga. Perbaikan ruas jalan Talabiu-Sie tersebut dianggap tidak sesuai juknis. Sejumlah warga dari Desa Talabiu ini, juga menyandera mobil eskavator milik Dinas PU.

 Akibat aksi tersebut, pekerjaan ruas jalan diberhentikan sementara.Perbaikan yang dimulai dari cabang Talabiu Kecamatan Woha ini terkesan dilakukan asal-asalan. Selain itu, pekerjaannya tidak memasang plang kegiatan dilokasi pekerjaan.

“Selain pekerjaan tidak divoting, penyiraman aspalnya juga tidak merata. Akibatnya disejumlah titik, kerikilnya sudah mulai berserakan,” ujar seorang warga, Arif Kurniawan, Rabu (19/3).

Warga juga menilai pekerjaan provinsi tersebut terkesan proyek siluman. Sebab, rekanan yang mengerjakan kegiatan tersebut menutupi-nutupi kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Arif, pekerjaan jalan itu harus sesuai standar.

“Mestinya jalan ini harus digali dulu agar kuat. Jangan langsung ditimbun begitu saja, ini kan tidak sesuai juknis,” kata pria yang akrab disapa Bon ini.

Dijelaskan, anggaran untuk penimbunan tersebut sebesar Rp 9,7 Miliar,  CV .Bunga Raya sebagai pemenang tender dinilai terlalu serakah. Arif juga menuding, pekerjaan CV. Bunga Raya banyak menuai kontroversi karena tidak sesuai standar.

“Anggaran sebesar itu, mestinya ada penggalian, tidak lantas menimbun kerikil begitu saja,” ujarnya, kesal.

Warga juga menilai buruknya pekerjaan perbaikan jalan tersebut disebabkan lemahnya pengawasan Dinas PU. Sehingga, rekanan yang mengerjakan pekerjaan tidak mengedepankan mutu pekerjaan. Bahkan, rekanan juga tidak melakukan pemeliharaan pekerjaan.

“Hampir semua pekerjaan jalan disini tidak sesuai harapan. Buktinya, di jalan Monta Dalam, baru tiga bulan dihotmik sudah pada rusak,” bebernya.

Aksi penyanderaan alat berat itu berlangsung sejak Selasa (18/3) sore, sekitar pukul 16.00 wita. Hingga Rabu (19/3), penyanderaan itu masih terus berlangsung. Warga meminta Dinas PU dan CV. Bunga Raya untuk mengklarifikasi persoalan itu. “Mereka harus jelaskan apa alasannya sehingga jalan ini tidak digali,” tandas Arif. (SK.OPK)

0 komentar:

Posting Komentar