Arifudin |
Cerita Arifudin, Bocah “Si Juru Parkir”
Realitas
anak di bawah umur yang bekerja sebagai tukang
parkir bukan hal baru lagi di Kota Bima. Dari pantauan dan penelusuran
Salaja Kampo, terungkap sejumlah kisah di balik aktivitas mereka. Salah
satunya
adalah Arifudin, 10 tahun, yang mencari nafkah menjadi juru parkir untuk membiayai
sekolah. Berikut catatan selengkapnya oleh Rusyadin, Salaja Kampo.
Arifudin warga Keluarahan Melayu Kota Bima ini sesekali
merogoh sakunya guna menghitung uang yang diperoleh sejak pagi, Sabtu (15/2).
Bocah berusia 10 hahun ini terpaksa jadi tukang parkir di pasar raya Kota Bima tepatnya
di depan toko Eager demi mencukupi kebutuhan sekolahnya.
Aktivitas itu telah ditekuninya sejak setahun terakhir. Siswa
kelas 4 sekolah dasar ini sepulang sekolah sudah Standby di kawasan pertokoan
untuk melakukan aktivitasnya sebagai tukang parkir. Terkadang Arifudin harus
bolos sekolah demi mendapatkan uang belanja dan menutupi kebutuhan sekolah.
“Orang tua saya berpenghasilan sedikit. Jadi saya terpaksa bekerja
seperti ini agar bisa mendapatkan uang belanja dan membayar uang SPP,” katanya
sembari menunjukkan jumlah uang yang diperolehnya, sekitar Rp. 24 ribu.
Menurut dia, aktivitas itu akan membantu dalam memenuhi
kebutuhan hidup bersama orangtuanya. Kata dia, semula sang ayah tidak
menyuruhnya untuk menjadi tukang parkir. Namun karena himpitan ekonomi,
memaksanya untuk mejadi tukang parkir. “Dulunya tidak disuruh, tetapi
akhir-akhir ini bapak tidak melarang lagi,” katanya.
Meski mejadi juru parkir, Arifudin tidak selalu melalaikan
sekolahnya. Hasil yang dia dapatkan menjadi tukang parkir, digunakan untuk
membeli perlengkapan sekolah seperti sepatu dan tas. “Saya tinggal bersama kedua
orangtua. Ibu biasa jadi tukang cuci dari rumah ke rumah. Kadang ibu tak
mendapat panggilan. Jadi saya harus bekerja meski penghasilan saya sehari cuma
sekitar Rp 20 ribu saja,” ungkapnya.
Prihatin akan hal ini, beberapa pemilik toko setempat meminta
Pemerintah Kota turun tangan. “Mereka masih di bawah umur. Tugas mereka adalah
belajar. Semestinya mereka perlu dibantu dalam hal studi seperti pemberian buku
bacaan gratis atau SPP. Selain itu, orang tua juga harus terus berupaya untuk
mendidik anaknya dengan bijak dan baik,” tandas Sandy pemilik toko. (SK.Edo)
0 komentar:
Posting Komentar