Sabtu, 15 Februari 2014

Arifudin
Cerita Arifudin, Bocah “Si Juru Parkir”
Realitas anak di bawah umur yang bekerja sebagai tukang parkir bukan hal baru lagi di Kota Bima. Dari pantauan dan penelusuran Salaja Kampo, terungkap sejumlah kisah di balik aktivitas mereka. Salah satunya adalah Arifudin, 10 tahun, yang mencari nafkah menjadi juru parkir untuk membiayai sekolah. Berikut catatan selengkapnya oleh Rusyadin, Salaja Kampo.

Arifudin warga Keluarahan Melayu Kota Bima ini sesekali merogoh sakunya guna menghitung uang yang diperoleh sejak pagi, Sabtu (15/2). Bocah berusia 10 hahun ini terpaksa jadi tukang parkir di pasar raya Kota Bima tepatnya di depan toko Eager demi mencukupi kebutuhan sekolahnya.
Aktivitas itu telah ditekuninya sejak setahun terakhir. Siswa kelas 4 sekolah dasar ini sepulang sekolah sudah Standby di kawasan pertokoan untuk melakukan aktivitasnya sebagai tukang parkir. Terkadang Arifudin harus bolos sekolah demi mendapatkan uang belanja dan menutupi kebutuhan sekolah. 
“Orang tua saya berpenghasilan sedikit. Jadi saya terpaksa bekerja seperti ini agar bisa mendapatkan uang belanja dan membayar uang SPP,” katanya sembari menunjukkan jumlah uang yang diperolehnya, sekitar Rp. 24 ribu.
Menurut dia, aktivitas itu akan membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup bersama orangtuanya. Kata dia, semula sang ayah tidak menyuruhnya untuk menjadi tukang parkir. Namun karena himpitan ekonomi, memaksanya untuk mejadi tukang parkir. “Dulunya tidak disuruh, tetapi akhir-akhir ini bapak tidak melarang lagi,” katanya.
Meski mejadi juru parkir, Arifudin tidak selalu melalaikan sekolahnya. Hasil yang dia dapatkan menjadi tukang parkir, digunakan untuk membeli perlengkapan sekolah seperti sepatu dan tas. “Saya tinggal bersama kedua orangtua. Ibu biasa jadi tukang cuci dari rumah ke rumah. Kadang ibu tak mendapat panggilan. Jadi saya harus bekerja meski penghasilan saya sehari cuma sekitar Rp 20 ribu saja,” ungkapnya.
Prihatin akan hal ini, beberapa pemilik toko setempat meminta Pemerintah Kota turun tangan. “Mereka masih di bawah umur. Tugas mereka adalah belajar. Semestinya mereka perlu dibantu dalam hal studi seperti pemberian buku bacaan gratis atau SPP. Selain itu, orang tua juga harus terus berupaya untuk mendidik anaknya dengan bijak dan baik,” tandas Sandy pemilik toko. (SK.Edo)

0 komentar:

Posting Komentar