Ilustrasi |
KM. Salaja Kampo---Puluhan warga Desa Roka Kecamatan Belo menyegel salah
satu Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah yang berada di desanya, Jumat (14/2) pagi.
Aksi warga ini sebagai bentuk penolakan terhadap kepala sekolah (Kepsek) yang
baru dilantik. Akibat dari aksi ini, puluhan murid sekolah terpaksa belajar di
mesjid.
Warga menyegel sekolah dengan memasang sepanduk penolakan terhadap
pengangkatan Bukharis sebagai kasek, di pintu pagar sekolah. Selain itu, mereka
meminta para siswa untuk tidak melanjutkan proses belajar-mengajar sampai
adanya kesepakatan antara pemerintah dan warga.
Aksi warga ini berawal setelah mengetahui kepala sekolah MI dijabat
oleh Bukharis menggantikan pejabat lama M. Nor yang turun menjadi guru biasa. Penolakan
warga tersebut cukup beralasan. Pasalnya, warga menduga kasek baru memiliki dua
SK yang berbeda. Selain itu, Bukhoris dianggap tidak mampu memimpin sekolah
tersebut.
“Kasek ini diduga memiliki dua SK, selain itu pengangkatan
yang bersangkutan sebagai kasek disinyalir adanya unsur nepotisme. Sehingga
kami menduga proses perekrutan kepala sekolah tidak memenuhi prosedur dan tidak
profesional,” ungkap seorang warga, Gunawan S. Sos.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus menyegel sekolah hingga
pejabat kepala sekolah yang baru diganti. Mereka juga meminta agar pemerintah
memperhatikan mantan kasek setempat yang sudah dimutasi menjadi guru biasa.
Menurut warga, kasek sebelumnya tidak mesti harus diperlakukan seperti itu. “Kasek
yang lama itu yang menata sekolah ini menjadi sekolah yang memiliki integritas,”
tandasnya.
Mereka mengancam akan terus melakukan aksi serupa bila
pemerintah tidak merespon tuntutannya. Bahkan akan mengusir paksa kasek dari
sekolah tersebut. “Kami minta pemerintah perhatikan lagi SK kasek itu, sebagai
bentuk pertimbangan. Jika tidak digubris, kami akan terus melakukan aksi
serupa,” ancamnya.
Sementara itu, Camat Belo M. Chandra Kusuma AP yang tiba di
lokasi menyesalkan aksi yang dilakukan warga tersebut. Kata dia, persoalan itu
mestinya dibicarakan baik-baik, sehingga tidak mengganggu aktivitas KBM. “Persoalan
ini mengakibatkan siswa terlantar dan terpaksa belajar di mesjid,” sesal camat.
Pihaknya akan berusaha agar para siswa tetap mengikuti proses
belajar Sabtu (15/2). Ia berjanji akan segera menyelesaikan persoalan ini
dengan musyawarah bersama warga. “Besok kami upayakan agar
siswa masuk sekolah. Dan hari Senin akan kita musyawarahkan bersama,”
tandasnya. (SK.OPK)
0 komentar:
Posting Komentar