Aksi Demonstran Menyegel Pintu Bandara Sltn Salahudin Bima |
KM. Salaja Kampo—Sejumlah
demostran yang tergabung dalam Partai Rakyat Demokrasi (PRD) Bima, menggelar
aksi demostrasi, kemarin. Unjuk rasa di depan Bandara Sultan Muhammad
Salahuddin Bima ini mendesak Kejari Bima untuk mempercepat proses hukum terkait
kasus Fiber Glas. Aksi puluhan mahasiswa ini berakhir dengan penyegelan terhadapa
bandara.
Selain itu demostran
juga mendesak KPK untuk mengaudit kasus penimbunan kantor Bupati Bima. Menurut
mereka, anggran Negara sebanyak Rp 9,7 Miliyar itu sudah disalahgunakan oleh
oknum-oknum tertentu lingkup pemkab.
Koordinator aksi,
Arif Kurniawan menyoroti budaya korupsi di pemerintah Kabupaten Bima.
Kata dia, sampai saat ini kasus tersebut belum mampu dibongkar oleh para instrument
hukum. “Salah satunya, indikasi Mark-up anggaran sebesar Rp 9,7 M yang tertuang
dalam APBD 2011 untuk penimbunan areal Kantor Pemerintah Kabupaten Bima. Pengadaan
Fiberglass dan anggaran Milyaran rupiah pada tahun 2013 sampai hari ini tidak
ada ujung pangkalnya,” ungkap Arif.
Pendemo juga menolak hadirnya
Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Mereka menilai UU
tersebut hanya membuat rakyat semakin melarat. “BPJS itu tidak berpihak kepada
rakyat, UU itu dibuat untuk kepentingan politik SBY,” teriak korlap.
Arif menuding
UU BPJS tidak sesuai dengan semangat jaminan sosial. Pasalnya UU itu telah
mengubah kewajiban Negara membiayai jamsos menjadi kewajiban rakyat untuk
membayar premi jamsos. Akibatnya, rakyat akan semakin miskin. “UU ini akan memaksa
Buruh, PNS, TNI/Polri dan kelompok masyarakat miskin untuk menyubsidi silang
kelompok yang paling miskin,” paparnya.
Menurut dia, Negara
yang harus mensubsidi. Namun, diakhir jabatannya SBY dinilai semakin menunjukan
ketidak pro rakyatnya. “Terbukti hari ini SBY tidak pro rakyat,” tuding warga
sal Talabiu ini.
Aksi yang dimulai
sekitar pukul 11.20 Wita ini berlangsung dengan penutupan separuh badan jalan. Tidak
adanya perwakilan pemerintah untuk memediasi membuat para pendemo kesal.
Akibatnya, massa pun memilih untuk menyegel pintu masuk Bandara Bima dengan selama
30 menit dan menutup mati jalan lintas Bima-Talabiu. Akibatnya antrian
kendaraan pun tampak memenuhi ruas jalan sepanjang 1 kilometer.
Pantauan Salaja Kampo, aksi
yang berlangsung selama 3 jam itu, sempat mendapatkan perlawanan dari pengguna
jalan. Bahkan aksi saling tunjuk antara pendemo dan pengguna jalan tak dihindarkan.
Selain itu demostran dan seorang Kadus Belo nyaris terlibat adu jotos. Hal itu dipicu
oleh pengusiran kadus oleh para demonstran. Beruntung ketegangan itu cepat
dilerai oleh aparat kepolisian yang berjaga di lokasi. (SK. Edo)
0 komentar:
Posting Komentar