Kamis, 06 Februari 2014

Aksi Demonstran Menyegel Pintu Bandara Sltn Salahudin Bima
KM. Salaja KampoSejumlah demostran yang tergabung dalam Partai Rakyat Demokrasi (PRD) Bima, menggelar aksi demostrasi, kemarin. Unjuk rasa di depan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima ini mendesak Kejari Bima untuk mempercepat  proses hukum terkait kasus Fiber Glas. Aksi puluhan mahasiswa ini berakhir dengan penyegelan terhadapa bandara. 
Selain itu demostran juga mendesak KPK untuk mengaudit kasus penimbunan kantor Bupati Bima. Menurut mereka, anggran Negara sebanyak Rp 9,7 Miliyar itu sudah disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu lingkup pemkab. 
Koordinator aksi, Arif Kurniawan menyoroti budaya korupsi  di pemerintah Kabupaten Bima. Kata dia, sampai saat ini kasus tersebut belum mampu dibongkar oleh para instrument hukum. “Salah satunya, indikasi Mark-up anggaran sebesar Rp 9,7 M yang tertuang dalam APBD 2011 untuk penimbunan areal Kantor Pemerintah Kabupaten Bima. Pengadaan Fiberglass dan anggaran Milyaran rupiah pada tahun 2013 sampai hari ini tidak ada ujung pangkalnya,” ungkap Arif.
Pendemo juga menolak hadirnya Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Mereka menilai UU tersebut hanya membuat rakyat semakin melarat. “BPJS itu tidak berpihak kepada rakyat, UU itu dibuat untuk kepentingan politik SBY,” teriak korlap. 
Arif menuding  UU BPJS tidak sesuai dengan semangat jaminan sosial. Pasalnya UU itu telah mengubah kewajiban Negara membiayai jamsos menjadi kewajiban rakyat untuk membayar premi jamsos. Akibatnya, rakyat akan semakin miskin. “UU ini akan memaksa Buruh, PNS, TNI/Polri dan kelompok masyarakat miskin untuk menyubsidi silang kelompok yang paling miskin,” paparnya.
Menurut dia, Negara yang harus mensubsidi. Namun, diakhir jabatannya SBY dinilai semakin menunjukan ketidak pro rakyatnya. “Terbukti hari ini SBY tidak pro rakyat,” tuding warga sal Talabiu ini.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 11.20 Wita ini berlangsung dengan penutupan separuh badan jalan. Tidak adanya perwakilan pemerintah untuk memediasi membuat para pendemo kesal. Akibatnya, massa pun memilih untuk menyegel pintu masuk Bandara Bima dengan selama 30 menit dan menutup mati jalan lintas Bima-Talabiu. Akibatnya antrian kendaraan pun tampak memenuhi ruas jalan sepanjang 1 kilometer.
Pantauan Salaja Kampo, aksi yang berlangsung selama 3 jam itu, sempat mendapatkan perlawanan dari pengguna jalan. Bahkan aksi saling tunjuk antara pendemo dan pengguna jalan tak dihindarkan. Selain itu demostran dan seorang Kadus Belo nyaris terlibat adu jotos. Hal itu dipicu oleh pengusiran kadus oleh para demonstran. Beruntung ketegangan itu cepat dilerai oleh aparat kepolisian yang berjaga di lokasi. (SK. Edo)

0 komentar:

Posting Komentar