Sabtu, 01 Februari 2014


Refleksi Sebuah Ambisi





Lelaki si penunggang kuda
Menghentak pelana melaju membelah rimbun fikirannya yang labil
Mencari jejak kesempurnaan dalam belantara ambisi yang tak lagi sunyi

Gemerincing harta dan kuasa yang bertahta dalam nuraninya yang menghitam,
Hingga cinta menjadi matematika
Hingga izab qabul menjadi transaksi perdana yg tertulis di buku kas pernikahannya

Dia lupa
Telah membuang sebutir berlian
Hanya untuk mendapatkan sebuah fatamorgana karena dahaga semu
Lalu tersadar saat rinai terdiam
Hingga tanah basah menjadi butiran debu
Seperti dirinya kini


Oleh : Yuyun Amiruddin (Bidan di Kec. Palibelo-Bima)

0 komentar:

Posting Komentar