Refleksi
Sebuah Ambisi
Lelaki
si penunggang kuda
Menghentak
pelana melaju membelah rimbun fikirannya yang labil
Mencari
jejak kesempurnaan dalam belantara ambisi yang tak lagi sunyi
Gemerincing
harta dan kuasa yang bertahta dalam nuraninya yang menghitam,
Hingga
cinta menjadi matematika
Hingga
izab qabul menjadi transaksi perdana yg tertulis di buku kas
pernikahannya
Dia
lupa
Telah
membuang sebutir berlian
Hanya
untuk mendapatkan sebuah fatamorgana karena dahaga semu
Lalu
tersadar saat rinai terdiam
Hingga
tanah basah menjadi butiran debu
Seperti
dirinya kini
Oleh
: Yuyun Amiruddin (Bidan di Kec. Palibelo-Bima)
0 komentar:
Posting Komentar