Sabtu, 15 Februari 2014

Ilustrasi
KM. Salaja Kampo—Belasan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Bima melakukan aksi protes terhadap pihak sekolah. Protes keras itu dilontarkan menyusul adanya pemotongan sepihak dana BSM sebesar Rp 45 ribu persiswa. Siswa menuding pihak sekolah telah menyelewengkan dana tersebut. 
Siswa menuntut sekolahnya memberikan penjelasan terkait pemotongan dana tersebut. Selain itu, meminta transparansi penggunaan sejumlah anggaran sekolah yang selama ini terkesan tertutup. Akibat aksi ini, aktivitas belajar-mengajar siswa sempat terganggu, Sabtu (15/2).
Belasan siswa yang dikomandai oleh Dani, siswa kelas IX ini sempat berorasi di dalam lingkungan sekolah. Dani juga mengecam atas tindakan pemotongan dana BSM yang dilakukan oleh pihak pengelola sekolah. “Kenapa tiba-tiba ada pemotongan itu, berikan penjelasannya,” tanya Dani.

Warga Desa Talabiu ini menilai sekolah tidak transparan dalam penggunaan anggaran sekolah. Terlebih dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan dana Bea Siswa Miskin (BSM). Siswa juga mempertanyakan kejelasan atas adanya uang komite yang mendadak ada tersebut. “Selama ini kami tidak tahu ada dana komite,” katanya.
Sementara kepala SMKN 2 Bima Drs. Abdullah M.Pd menyatakan, persoalan itu bukan pemotongan, melainkan untuk pembayaran komite. Selain itu, pembayaran dan komite itu dilakukan setelah mendapat persetujuan siswa penerima BSM dan wali murid. “Sebenarnya selama ini tidak ada kami bebankan biaya komite. Padahal, wali murid sudah menyepakati dana komite sebesar Rp 45 ribu per tahun,” jelasnya.
Kasek menambahkan, persoalan itu sudah mereka sosialisasikan kepada siswa. Bahkan, usai melakukan protes, sejumlah siswa diberi penjelasan terkait adanya pemotongan dana tersebut. “Anak itu saja (Dani, red) yang mau cari sensasi, padahal selama ini para siswa dibebaskan untuk bayar sekolah,” pungkasnya.(SK.Edo)

0 komentar:

Posting Komentar