Ilustrasi |
KM. Salaja Kampo—Belasan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2
Bima melakukan aksi protes terhadap pihak sekolah. Protes keras itu dilontarkan
menyusul adanya pemotongan sepihak dana BSM sebesar Rp 45 ribu persiswa. Siswa
menuding pihak sekolah telah menyelewengkan dana tersebut.
Siswa menuntut sekolahnya memberikan penjelasan terkait
pemotongan dana tersebut. Selain itu, meminta transparansi penggunaan sejumlah
anggaran sekolah yang selama ini terkesan tertutup. Akibat aksi ini, aktivitas
belajar-mengajar siswa sempat terganggu, Sabtu (15/2).
Belasan siswa yang dikomandai oleh Dani, siswa kelas IX ini
sempat berorasi di dalam lingkungan sekolah. Dani juga mengecam atas tindakan
pemotongan dana BSM yang dilakukan oleh pihak pengelola sekolah. “Kenapa
tiba-tiba ada pemotongan itu, berikan penjelasannya,” tanya Dani.
Warga Desa Talabiu ini menilai sekolah tidak transparan dalam
penggunaan anggaran sekolah. Terlebih dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
dan dana Bea Siswa Miskin (BSM). Siswa juga mempertanyakan kejelasan atas
adanya uang komite yang mendadak ada tersebut. “Selama ini kami tidak tahu ada
dana komite,” katanya.
Sementara kepala SMKN 2 Bima Drs. Abdullah M.Pd menyatakan,
persoalan itu bukan pemotongan, melainkan untuk pembayaran komite. Selain itu,
pembayaran dan komite itu dilakukan setelah mendapat persetujuan siswa penerima
BSM dan wali murid. “Sebenarnya selama ini tidak ada kami bebankan biaya
komite. Padahal, wali murid sudah menyepakati dana komite sebesar Rp 45 ribu
per tahun,” jelasnya.
Kasek menambahkan, persoalan itu sudah mereka sosialisasikan
kepada siswa. Bahkan, usai melakukan protes, sejumlah siswa diberi penjelasan
terkait adanya pemotongan dana tersebut. “Anak itu saja (Dani, red) yang mau
cari sensasi, padahal selama ini para siswa dibebaskan untuk bayar sekolah,”
pungkasnya.(SK.Edo)
0 komentar:
Posting Komentar