Ilustrasi |
KM. Salaja Kampo—Sejumlah mahasiswa di STKIP Taman Siswa Bima menggelar
aksi unjuk rasa menolak pelaksanaan Ujian Nasional (UN), Rabu (26/2). Aksi
massa yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) cabang Bima ini berlangsung
di depan kampus setempat. Di kawasan jalan raya ini, massa menggelar orasi dan
membagikan pernyataan sikap kepada pengendara yang melintas.
Massa menilai, pemeritah tidak bijak memberlakukan Ujian
Nasional. Pelaksanaan Ujian Nasional yang digelar secara menyeluruh di
Indonesia, dianggap cacat hukum. Pasalnya, UN hanya menimbulkan kecurangan yang
dilakukan pihak sekolah. Selain itu, juga berdampak pada psikologi peserta UN.
“Kebijakan pemerintah bersifat sepihak, tidak memperhatikan
siswa yang ada dipelosok. Selain itu, sarana dan prasarana pendidikan di daerah
sangat kurang. Sehingga tidak menjamin kelulusan siswa seratus persen,” sorot
korlap, Desta.
Mahasiswa juga secara tegas menolak Ujian Nasional dijadikan
standar kelulusan. Karena tidak dapat dijadikan tolak ukur kemampuan siswa. Menurut
Desta, Ujian Nasional sarat dengan kecurangan, baik siswa, sekolah dan pihak
lain untuk mencari keuntungan pribadi. “UN ini jangan disamakan antara pendidikan
di daerah dan di Ibu Kota,” ujarnya.
Mereka meminta pemerintah mewujudkan pendidikan yang bersih,
tanpa ada kecurangan. Massa aksi juga menolak adanya standar kelulusan peserta
UN, karena tidak sesuai dengan hak asasi manusia. “Setiap warga Negara berhak
mendapatkan pendidikan yang layak, tanpa adanya unsur paksaan. Karena akan berakibat
pada psikologis para siswa saat menghadapi UN,” katanya.(SK.Edo)
0 komentar:
Posting Komentar