Rabu, 26 Februari 2014

Ilustrasi
KM. Salaja Kampo—Sejumlah mahasiswa di STKIP Taman Siswa Bima menggelar aksi unjuk rasa menolak pelaksanaan Ujian Nasional (UN), Rabu (26/2). Aksi massa yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) cabang Bima ini berlangsung di depan kampus setempat. Di kawasan jalan raya ini, massa menggelar orasi dan membagikan pernyataan sikap kepada pengendara yang melintas.
 
Massa menilai, pemeritah tidak bijak memberlakukan Ujian Nasional. Pelaksanaan Ujian Nasional yang digelar secara menyeluruh di Indonesia, dianggap cacat hukum. Pasalnya, UN hanya menimbulkan kecurangan yang dilakukan pihak sekolah. Selain itu, juga berdampak pada psikologi peserta UN. 
“Kebijakan pemerintah bersifat sepihak, tidak memperhatikan siswa yang ada dipelosok. Selain itu, sarana dan prasarana pendidikan di daerah sangat kurang. Sehingga tidak menjamin kelulusan siswa seratus persen,” sorot korlap, Desta.
Mahasiswa juga secara tegas menolak Ujian Nasional dijadikan standar kelulusan. Karena tidak dapat dijadikan tolak ukur kemampuan siswa. Menurut Desta, Ujian Nasional sarat dengan kecurangan, baik siswa, sekolah dan pihak lain untuk mencari keuntungan pribadi. “UN ini jangan disamakan antara pendidikan di daerah dan di Ibu Kota,” ujarnya.
Mereka meminta pemerintah mewujudkan pendidikan yang bersih, tanpa ada kecurangan. Massa aksi juga menolak adanya standar kelulusan peserta UN, karena tidak sesuai dengan hak asasi manusia. “Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak, tanpa adanya unsur paksaan. Karena akan berakibat pada psikologis para siswa saat menghadapi UN,” katanya.(SK.Edo)

0 komentar:

Posting Komentar