Jumat, 07 Februari 2014

NN. Budiarta, SE
KM. Salaja Kampo—Aktivitas penerbangan Merpati Nusantara Airline di Bandara Bima berhenti selama waktu yang ditentukan. Aalsan pemberhentian penerbangan ini tidak diketahui pasti oleh pihak bandara setempat. Maskapai penerbangan yang selama ini melayani jalur penerbangan Bima-Mataram, Bima-Denpasar dan Bima-Makassar PP, terhitung sejak 30 Januari lalu telah menghentikan operasionalnya.
Pemberitahuan tentang penghentian aktivitas penerbangan di bandara tersebut disampaikan melalui surat Nomor: MNA/DZ/003/2/2/OPS-517. Surat itu ditandatangani Presiden Direktur P.T. Merpati, Hotasi Nababan. Di dalam surat tersebut, pihak Merpati tidak menjelaskan alasan pemberhentian aktivitas penerbangan. 
Pihak Bandara Sultan Salahudin Bima melalui pelaksana hariannya NN Budiarta SE, mengaku tidak tahu alasan pemberhentian penerbangan tersebut. Kata dia, pihak Merpati hanya mengeluarkan surat pemberitahuan kepada pihaknya tanpa memberikan alasan. “Alasannya kami tidak tahu pasti, karena dalam surat ini tidak ada alasan pemberhentiannya. Kami juga tidak tahu kapan maskapai ini kembali melayani penerbangan,” ujarnya.
Menindaklanjuti surat pemberitahuan tersebut, hingga kini belum ada konfirmasi balik dari pihak Merpati kapan akan mulai melayani penerbangan. Menerut dia, untuk beberapa bulan kedepan Merpati tidak akan beroperasi. “Informasinya pihak Merpati sedang istirahat selama 3 bulan. Tapi kami tidak tahu setelah 3 bulan nanti apakah akan kembali melayani penerbangan atau tidak,” katanya.
Agar aktivitas penerbangan di Bandara Bima tetap berjalan, kini pihak Dinas Perhubungan (Dishub) setempat mengoperasikan dua maskapai. Meski begitu, maskapai Garuda Indonesia dan Wings Air ini tidak memenuhi jadwal penerbangan pagi. “Kedua maskapai ini beroperasi pada siang dan sore hari. Namun, sejumlah penumpang dipastikan tetap mampu dilayani walaupun Merpati tidak beroperasi,” tegasnya.
Budiarta menjelaskan, kalau Merpati berhenti terlalu lama, dikhawatirkan para pelaku bisnis yang sudah menjadi pelanggan setia jalur penerbangan tersebut akan beralih. Selain itu, penghentian tersebut juga menghambat mobilitas para pelaku bisnis yang membutuhkan sarana transportasi yang cepat dan nyaman.
Meski satu maskapai penerbangan memberhentikan diri, ia menegaskan, keberadaan Bandara Bima tetap eksis. Sebab, penghentian penerbangan ini hanya bersifat sementara. Lagi pula, dua maskapai yang tersesisa dianggap mampu menapung 200 penumpang per harinya. “Volume penumpang tetap mampu diangkut oleh dua pesawat ini setiap hari,” pungkasnya. (Sk Edo)

0 komentar:

Posting Komentar