NN. Budiarta, SE |
KM. Salaja Kampo—Aktivitas penerbangan Merpati Nusantara Airline di
Bandara Bima berhenti selama waktu yang ditentukan. Aalsan pemberhentian penerbangan
ini tidak diketahui pasti oleh pihak bandara setempat. Maskapai penerbangan yang
selama ini melayani jalur penerbangan Bima-Mataram, Bima-Denpasar dan
Bima-Makassar PP, terhitung sejak 30 Januari lalu telah menghentikan
operasionalnya.
Pemberitahuan tentang penghentian aktivitas penerbangan di
bandara tersebut disampaikan melalui surat Nomor: MNA/DZ/003/2/2/OPS-517. Surat
itu ditandatangani Presiden Direktur P.T. Merpati, Hotasi Nababan. Di dalam surat
tersebut, pihak Merpati tidak menjelaskan alasan pemberhentian aktivitas
penerbangan.
Pihak Bandara Sultan Salahudin Bima melalui pelaksana hariannya
NN Budiarta SE, mengaku tidak tahu alasan pemberhentian penerbangan tersebut.
Kata dia, pihak Merpati hanya mengeluarkan surat pemberitahuan kepada pihaknya
tanpa memberikan alasan. “Alasannya kami tidak tahu pasti, karena dalam surat
ini tidak ada alasan pemberhentiannya. Kami juga tidak tahu kapan maskapai ini
kembali melayani penerbangan,” ujarnya.
Menindaklanjuti surat pemberitahuan tersebut, hingga kini
belum ada konfirmasi balik dari pihak Merpati kapan akan mulai melayani
penerbangan. Menerut dia, untuk beberapa bulan kedepan Merpati tidak akan
beroperasi. “Informasinya pihak Merpati sedang istirahat selama 3 bulan. Tapi
kami tidak tahu setelah 3 bulan nanti apakah akan kembali melayani penerbangan
atau tidak,” katanya.
Agar aktivitas penerbangan di Bandara Bima tetap berjalan,
kini pihak Dinas Perhubungan (Dishub) setempat mengoperasikan dua maskapai.
Meski begitu, maskapai Garuda Indonesia dan Wings Air ini tidak memenuhi jadwal
penerbangan pagi. “Kedua maskapai ini beroperasi pada siang dan sore hari.
Namun, sejumlah penumpang dipastikan tetap mampu dilayani walaupun Merpati
tidak beroperasi,” tegasnya.
Budiarta menjelaskan, kalau Merpati berhenti terlalu lama,
dikhawatirkan para pelaku bisnis yang sudah menjadi pelanggan setia jalur
penerbangan tersebut akan beralih. Selain itu, penghentian tersebut juga
menghambat mobilitas para pelaku bisnis yang membutuhkan sarana transportasi
yang cepat dan nyaman.
Meski satu maskapai penerbangan memberhentikan diri, ia
menegaskan, keberadaan Bandara Bima tetap eksis. Sebab, penghentian penerbangan
ini hanya bersifat sementara. Lagi pula, dua maskapai yang tersesisa dianggap
mampu menapung 200 penumpang per harinya. “Volume penumpang tetap mampu
diangkut oleh dua pesawat ini setiap hari,” pungkasnya. (Sk Edo)
0 komentar:
Posting Komentar